TULUNGAGUNG, beritalima.com- Bupati Tulungagung, Jawa Timur, Maryoto Birowo, bersama Wabup Gatut Sunu Wibowo, Wakil Ketua DPRD Ahmad Baharudin dan Forpimcam Ngantru, menghadiri bursa dan pameran keris tosan aji.
Bertempat, di Pendopo Ndalem Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Bupati Maryoto Birowo membuka acara pameran Keris Tosan Aji yang diselenggarakan selama 3 hari, yaitu, mulai Jum’at sampai Minggu.
Bupati Maryoto mengatakan, Keris merupakan warisan dari leluhur terdahulu dan merupakan budaya yang harus dijunjung tinggi. Keris sendiri, memiliki lambang kepada pemiliknya yang menunjukkan suatu falsafah dan kewibawaan orang Indonesia khususnya orang Jawa. Jum’at, (04/03/2022) malam.
“Berbicara tentang keris, merupakan pusaka atau jimat barang yang harus dirumat, wesi aji diaji – aji artinya dijunjung tinggi, karena pusaka keris merupakan lambang kepada pemegangnya yakni lambang suatu kepribadian atau kewibawaan,” ungkap Bupati Maryoto Birowo
Selain itu, keris merupakan suatu nilai maha karya atau mempunyai karya seni yang tinggi, dahulu para leluhur membuatnya belum secara modern seperti sekarang.
“Kalau dulu orang membuat keris dengan melalui cara tapa brata, terlebih dulu dibuat oleh seorang empu yang sakti,” ucapnya.
Untuk itu, Bupati mengajak para kaum milenial, anak – anak muda, bisa mengerti terhadap nilai – nilai seni budaya yang mengandung nilai pendidikan.
“Tentunya, kami berpesan kepada para peserta atau pengunjung pameran, agar tetap menerapkan protokol kesehatan agar terhindar virus covid – 19. Dengan adanya pameran keris ini, kita harapkan, bagi kaum milenial lebih memperhatikan dan ikut nguri- nguri atau melestarikan budaya leluhur kita terdahulu,” harap Maryoto.
Sementara itu, ketua Komunitas Bhinneka Tunggal Ika Dio Jordy Alvian mengatakan, acara pameran keris kali ini diikuti sekitar 19 kolektor keris yang ada di Tulungagung. Sedangkan, peserta yang mengikuti bursa keris sekitar 12 peserta, 10 diantaranya berasal dari luar kota, dan peserta UMKM non keris ada 8 peserta.
“Untuk keris yang dibursakan itu dijual belikan atau istilahnya bisa di mahar, sedangkan, untuk keris yang dipamerkan tidak diperjual belikan,” ujar Dio.
Dio menambahkan, pameran Keris bertujuan, melestarikan warisan budaya di kala pandemi, pameran bisa senantiasa menjadi pemacu dalam menggalang persaudaraan, persatuan, dan kerukunan.
“Saya berharap, dengan adanya acara seperti ini, bisa menjadi inspirasi bagi anak muda yang selama ini menganggap keris itu kuno atau angker. Padahal, kita ketahui bahwa keris adalah sebuah maha karya dari para leluhur kita dan sudah diakui oleh UNESCO,” terang Dio.
Lebih lanjut kata Dio, dengan didirikannya komunitas Bhinneka Tunggal Ika Tulungagung, bisa memberikan inspirasi kegiatan-kegiatan positif dan bisa merangkul semua pihak. Tidak membedakan kelompok, suku, ras, agama, maupun kelompok politik sesuai dengan namanya Bhinneka Tunggal Ika.
“Dengan semangat gotong – royong yang semakin memudar seiring bertambahnya kepentingan-kepentingan, kami kedepan akan mengajak dalam kegiatan di bidang sosial, budaya dan kepemudaan,” pungkas Dio.(Dst).