Buruh Tani Kian Merana di Tengah Covid-19, Johan: Pemerintah Harus Beri Bantuan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Legislator Dapil I Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H Johan Rosihan ST mengatakan, petani khususnya buruh tani kian merana di tengah wabah virus Corona (Covid-1) melanda seluruh Provinsi dan lebih 270 kabupaten/kota di tanah air.

Sebab itu, anggota Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, kehutanan dan perikanan tersebut meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih spesifik memberi perhatian kepada nasib seluruh buruh tani di Indonesia. Seruan ini juga sehubungan dengan adanya momentum hari Buruh Internasional 1 Mei 2020.

“Pemerintah harus lebih peduli terhadap kondisi buruh tani, sebab selama ini mereka termarginalkan di negeri ini. Pendidikan mereka rata-rata masih rendah, tidak memiliki kemampuan berserikat seperti buruh pabrik lainnya dan tidak punya posisi tawar yang kuat untuk menuntut kenaikan upah,” papar Johan.

Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini sangat prihatin dengan nasib buruh tani pada masa pandemic Covid-19 karena hidup mereka sekarang kian pelik karena daya belinya erus merosot, hidup mereka semakin susah sebab selalu berkutat dengan kemiskinan. Apalagi, saat wabah virus Corana merebak. Mereka sulit bekerja karena harus karantina diri agar tidak tertular.

“Dan, hal ini membuat buruh tani dan keluarganya banyak yang semakin menderita karena kekurangan akses pangan akibat kenaikan biaya hidup yang semakin melambung,” ungkap Johan.

Legislator kelahiran Kecamatan Empang, Sumbawa, NTB ini menyebut, saat ini upah nominal harian buruh tani nasional hanya Rp 55.173 per hari, sementara itu upah riil buruh tani mengalami penurunan 0,25 persen. “Perlu difahami, upah riil buruh tani ini adalah perbandingan antara upah nominal buruh tani dengan indeks konsumsi rumah tangga perdesaan,” kata Johan.

Selanjutnya, sebagai pekerja di sektor informal, mereka tidak mengenal istilah Upah Minimum Regional (UMR), Hal ini berdampak upah buruh tani lebih rendah bila dibandingkan dengan upah pekerja kasar lainnya. Atas situasi ini, Johan mendorong pemerintah agar segera memberikan ‘bantuan khusus untuk Buruh tani’. “Melalui momentum Hari Buruh ini, ayo kita bantu para buruh tani kita,” pinta Johan.

Karena itu, momentum 1 Mei 2020 ini, Johan mengajak semua pihak untuk selalu ikut memperjuangkan tuntutan perbaikan kesejahteraan dan nasib buruh tani. Soalnya, buruh tani dan keluarganya merupakan penduduk miskin. Mereka lebih dari 5 juta orang yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian. “Mayoritas dari jumlah total penduduk miskin itu berada di pedesaan dengan persentase mencapai 62,6 persen,” urai Johan.

Johan juga mengusulkan selain diberikan insentif khusus pada buruh tani, sebaiknya Pemerintah berupaya memberi mereka lahan garapan untuk Pertanian demi meningkatkan taraf usaha mereka. Hal tersebut juga untuk mensukseskan program ekstensifikasi Pertanian dengan memperluas lahan Pertanian yang dimiliki para buruh tani. “Ini pasti bakal berdampak kepada peningkatan produksi pertanian dan juga membantu kesejahteraan dari para buruh tani,” demikian H Johan Rosihan ST. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait