SURABAYA, Beritalima.com-
Provinsi Jawa Timur terus mengukuhkan komitmennya dalam melestarikan tradisi dan budaya lokal. Langkah ini mendapat apresiasi dari Anggota Komisi E DPRD provinsi Jatim, Cahyo Harjo Prakoso.
“Apalagi kita sudah memiliki peraturan gubernur yang baru yaitu Pergub tentang kemajuan kebudayaan, tinggal kita bagaimana menindaklanjuti petunjuk teknisnya,” ujar politisi partai Gerindra ini.
Cahyo menyebutkan bahwa di era digital dan disrupsi informasi, budaya lokal menghadapi tantangan besar. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa menjadi ancaman bagi eksistensi budaya Jawa Timur.
“Banyak generasi muda apatis terhadap nilai budaya dan kesenian lokal. Lambat laun budaya kita akan terkikis,” tambah Cahyo.
Sikap apatis ini berdampak pada melemahnya nilai toleransi dan kearifan lokal yang semakin tergerus.
“Doktrinasi yang paling cepat, paling mudah masuk ke masyarakat adalah melalui sektor pendidikan,” tukasnya.
Selain itu, DPRD provinsi Jatim telah mengalokasikan anggaran untuk berbagai kegiatan seni dan budaya yang diusulkan oleh pemerintah provinsi. Sejumlah program telah digulirkan guna memperkuat eksistensi budaya lokal seperti Pembentukan Taruna Budaya Jatim sebagai garda terdepan pelestarian budaya.
Jambore Taruna Budaya untuk mempererat generasi muda dengan warisan budaya, dan Apresiasi Seniman Jatim berupa tali asih kepada 1.000 pelaku seni setiap tahunnya.
Pemprov Jatim juga terus memberikan stimulus bagi pelaku seni budaya dengan melibatkan mereka dalam berbagai acara kenegaraan dan pemerintahan.
“Kami telah berdiskusi dengan dinas pendidikan dan kebudayaan untuk memberikan stimulus kepada pelaku budaya, termasuk dalam revitalisasi peralatan penunjang kesenian,” ungkap Cahyo.
Jaranan, sebagai salah satu kesenian khas Jatim, saat ini tengah diusulkan sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Jatim, Dwi Supranto, menegaskan bahwa jaranan memiliki aspek budaya yang bernilai tinggi serta berdampak ekonomi bagi para pegiatnya.
“Di Jatim sendiri ada 603 desa wisata yang bisa diperkuat dengan kearifan budaya lokal seperti jaranan tersebut,” ujar Dwi.
Dengan berbagai langkah strategis ini, diharapkan budaya lokal Jatim semakin kuat dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional.(Yul)




