SURABAYA, beritalima.com | Sepuluh tahun sudah Tri Rismaharini menjadi Wali Kota Surabaya. Selama itu pembangunan Kota Surabaya pun sangat luar biasa pesatnya, bahkan diakui dunia. Berbagai penghargaan telah diraih sehingga Kota Surabaya menjadi percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia dan di dunia.
Kini, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu akan lengser. Ada dua calon yang akan menggantikan posisinya, yakni Machfud Arifin dan Eri Cahyadi. Machfud yang berpasangan dengan calon wakil wali kota (cawawali) Mujiaman Sukirno diusung oleh delapan partai politik, yakni PKB, Nasdem, Demokrat, PKS, Golkar, Gerindra, PAN, dan PPP.
Sedangkan Eri Cahyadi yang berpasangan dengan Armuji, diusung oleh PDI Perjuangan dan PSI. Kedua pasangan calon ini akan bertarung untuk menggantikan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana dalam Pilkada Surabaya 2020.
“Saya berharap agar wali kota berikutnya yang akan menggantikan Bu Rusma bisa melanjutkan dan menyempurnakan program pembangunan yang sudah baik, sehingga terus berkesinambungan,” kata Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Kota Surabaya, Hoslih Abdullah, Minggu (6/9/2020).
Pria yang akrab disapa Cak Dullah ini juga berharap agarTaman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS) yang akan dibangun tidak merubah fungsinya sebagai tempat hiburan bagi masyarakat Kota Surabaya.
Bahkan, Cak Dullah berharap tempat hiburan seperti THR dan TRS tidak hanya dibangun di tengah kota, tetapi juga di sudut-sudut kota atau daerah pinggiran. Dengan demikian, keberadaannya benar-benar dapat dinikmati dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Disamping itu, menurut Cak Dullah, karakter Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan, termasuk budaya AREK Suroboyo, perlu dipertahankan. “Satu-satunya kota yang berjuluk Kota Pahlawan di dunia hanya Kota Surabaya. Kota dengan karakter kebersamaan, gotong royong dan dengan jiwa sosial yg tinggi, sehingga pada 10 November 1945 berhasil memenangkan peperangan melawan tentara sekutu. Budaya AREK Suroboyo itu perlu dijaga dan ditingkatkan,” kata Cak Dullah.
Tentang pembinaan olahraga di Surabaya, menurutnya sudahcukup bagus. Terbukti pada Porprov I tahun 2007 sampai Porprov VII tahun2019, Surabaya selalu tampil sebagai juara umum.
Bahkan, setiap perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON), atlet dan pelatih asal Kota Surabaya selalu mendominasi dalam kontingen PON Jatim.“Tinggal lebih ditingkatkan lagi, utamanya untuk menunjang kegiatan cabor dan KONI,” pungkas Cak Dullah yang sehari-hari juga menjabat sebagai Ketua Pemuda Pusura. (fin)