JAKARTA,-beritalima.com-Siang menjelang sholat Jumat (15/03/2019) kami menyempatkan diri mengunjungi Galeri Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kota Administrasi Jakarta Utara yang terletak di Jalan Yos Sudarso No. 27 – 29 Kompleks Wali kota Administrasi Jakarta Utara.
Nampak seorang wanita, tengah sibuk menata ulang barang-barang koleksi di tempat itu. Meskipun menempati ruang yang tidak lebih dari 6 x 5 m tetapi berbagai gaun batik, kemaja batik dan craft karya para pengarjin di Jakarta Utara ditata asri dan harmoni. Nampak jelas di belakang dinding tertulis Galeri Dekranasda Jakarta Utara dengan logo DEKRANASDA JAKARTA UTARA.
Tulisan DEWAN KERAJINAN NASIONAL INDONESIA yang membentuk SATU buah LINGKARAN melambangkan tekad bulat, menuju satu tujuan, yaitu membina dan mengembangkan kerajinan demi pembangunan bangsa. Bentuk tangan DUA buah melambangkan angka genap yang berarti lengkap dan tuntas dalam menangani pekerjaan.
Tak salah lagi penataan yang apik dan harmoni itu karena kita bertemu dengan sosok wanita yang boleh dikatakan memiliki kemampuan yang tepat dalam mengelola galeri tersebut. Cany Khalid jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1990 angkatan tahun 1985 lebih memilih menjadi pengelola Galeri Dekranasda Kota Administrasi Jakarta Utara ketimbang menjadi karyawan di perusahaan asing di Jakarta. Ya, Cany Khalid didaulat oleh Ketua Deskranasda Jakarta Utara Rosnawati Syamsuddin Lologau guna mengelola Dekranasda Jakarta Utara. Ia memadukan seni dan ilmu ekonominya dalam mengelola Galeri tersebut.
Ada filosofi yang menarik darinya “Lebih menjadi kepala semut daripada menjadi ekor gajah,” ungkapnya. Artinya sangat bermakna, jika dikaitkan dengan kegiatan yang ia lakoni saat ini. Menjadi seorang pengelola dan menampung para pengrajin batik tulis serta membantu memasarkannya melalui Galeri Dekranasda Jakarta Utara, karena dengan demikian ia dapat memberdayakan orang banyak dan membuka lapangan usaha / kerja bagi para pengrajin.
Disamping mengemban kepercayaan dari Pemkot Jakarta Utara Cany Khalid khususnya bekerjasama dengan PKK Kota Administrasi Jakarta Utara dibawah kepemimpinan Ibu Walikota Jakarta Utara Hj. Rosnawati Lologau. Cany Khalid juga adalah seorang nara sumber dari suatu program How to Start Small Business dari Departemen Perindustrian RI dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Propinsi DKI Jakarta.
Cany Khalid tahu persis apa perannya di tengah masyarakat dan pengabdiannya terhadap bangsa dan Negara. Perannya itu tidak mengurangi tugas utamanya sebagai seorang ibu dari dua orang putra, Ifal putra pertama yang bekerja di perusahaan asing adalah Sales Enginer jebolan Universitas Indonesia serta putra kedua Farhan yang kini masih berkuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor) Fakultas Teknik Pertanian. Ternyata mereka adalah keluarga yang hampir semua lulusan kampus The Yellow Jacket karena suaminya Khalid juga adalah insinyur Teknik Universitas Indonesia. Meskipun demikian semua pekerjaan rumah tangga tetap ia kerjakan sendiri.
Lima tahun sudah Cany Khalid berkiprah di dunia fashion batik dan craft batik. Bahkan ia pun kerap menjadi nara sumber dari berbagai event. Menjadi seorang ibu rumah tangga, designer batik, penceramah, master ceremony khususnya di dunia batik menjadi obsesi besarnya memajukan Batik Indonesia yang kini telah mendunia karena pada tanggal 2 Oktober 2009 telah ditetapkan UNESCO (United Nation of Education, Scientific and Cultural Organization) / Warisan Budaya Dunia asli dari Indonesia bahkan yang kita peringati sebagai Hari Batik Nasional
Pemilihan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCO yaitu Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia.
Dengan demikian artinya batik menjadi komoditas yang dapat kita kembangkan seluas-luasnya dan pengembangan ekonomi kreatif atasnya sudah menjadi bagian yang tak terhindarikan memberikan manfaat yang luas dan terlebih lagi memberi pendapatan bagi para pengrajin dan pengusaha batik di Indonesia.
Semangat Cany Khalid yang meninggalkan pekerjaan demi memajukan Batik Indonesia kiranya menjadi motivasi bagi kita untuk mengikuti jejaknya terus sama-sama berjuang demi kemajuan dan kejayaan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga!
( Johan Sopaheluwakan )