“Capit Biru”, Ikhtiar Membantu Nelayan Rajungan di Tengah Pandemi

  • Whatsapp

PAMEKASAN, beritalima.com- Menyikapi kondisi akibat dampak Covid-19 pada nelayan rajungan, Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) didukung oleh Marine Stewardship Council (MSC) berusaha untuk membantu nelayan melalui proyek Community Fisheries Stewardship, sejak Juli 2020.


Pakar kelautan dan perikanan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Hawis Madduppa, yang juga Direktur Eksekutif APRI, menjelaskan, proyek Community Fisheries Stewardship itu melibatkan kelompok nelayan yang dipilih oleh APRI, di mana kelompok nelayan terpilih adalah Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Capit Biru, yang berlokasi di Desa Pagagan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.


Nama “Capit Biru” ini agaknya merujuk pada rajungan yang berwarna biru. Bahkan, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyebutkan rajungan dari spesies “Portunus pelagicus” sebagai blue swimming crab.
Melalui proyek ini, KUB Berkah Capit Biru menggagas untuk membuat toko nelayan yang dikelola secara mandiri oleh kelompok bernama “Toko Nelayan Capit Biru”.


Toko nelayan yang dibangun di samping lokasi pendaratan nelayan itu menjual berbagai bahan keperluan nelayan untuk melaut, termasuk jaring, solar, umpan, dan lainnya.
Dari sisi nelayan secara umum, toko itu memberikan kemudahan bagi nelayan guna mendapatkan kebutuhan mereka untuk melaut, khususnya di masa pandemi Covid-19.


Di masa pandemi ini, setiap orang berusaha untuk mengurangi perjalanan mereka guna berbelanja di tempat yang jauh.
Dari sisi KUB Berkah Capit Biru, toko nelayan itu merupakan alternatif pendapatan untuk kelompok mereka yang akan membantu nelayan dapat bertahan di kondisi pandemi.


Toko Nelayan Capit Biru yang telah selesai dibangun dan telah mulai beroperasi itu mulai membantu nelayan sekitar yang dibuktikan dengan selalu terjual habisnya beberapa barang, khususnya solar dan umpan.
Kehadiran toko nelayan ini diharapkan dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dalam penyediaan bahan untuk keperluan melaut dan juga sebagai alternatif pendapatan bagi KUB Berkah Capit Biru untuk mendukung mata pencaharian mereka, khususnya di kondisi pandemi ini.
APRI sendiri pada Selasa (15/9) 2020 mengadakan pertemuan Komite Pengelolaan Data (Data Management Committee) rajungan secara daring di Jawa Timur dengan mengundang pihak terkait.


Para pihak itu, di antaranya Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur, DKP Kabupaten Pamekasan, DKP Kabupaten Sumenep, DKP Kabupaten Gresik, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya, Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo Madura, perusahaan anggota APRI, pemilik “mini plant”, “community officer” dan enumerator APRI di Jatim, serta para finalis “3rd APRI Youth Innovation”.


Dalam pertemuan daring itu, Hawis Madduppa mengemukakan, salah satu fokus APRI dalam program perbaikan perikanan (fishery improvement project/FIP) adalah mendukung program penilaian dan peningkatan stok rajungan (stock assessment) yang telah dilakukan APRI di beberapa lokasi di Indonesia, salah satunya adalah di Provinsi Jatim.
“Sehingga co-management memberikan dampak perubahan perilaku ke arah positif bagi nelayan dan rantai pasok rajungan,” kata Hawis Madduppa.


Dipaparkan pula hasil perkembangan FIP dan kajian stok rajungan di Jatim Tahun 2016-2020, termasuk sosialisasi hasil telusur produksi daging rajungan Jatim dan kegiatan co-management (pengelolaan kolaboratif berbasis masyarakat) di Pamekasan.
Kegiatan co-management yang dilakukan APRI selama ini dinilai mampu memberikan dampak positif pada perilaku nelayan dan rantai pasok rajungan.


Kepala BKIPM Surabaya Muhlin S.Si, M.Si mengapresiasi langkah APRI dalam melakukan penelusuran daerah penghasil produk daging rajungan di Jatim, sehingga daerah potensial tersebut hendaknya dapat dikelola lebih aktif. (Red).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait