KUPANG, beritalima.com – Capital Adecuacy Ratio (CAR) PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) mencapai 23,64 persen. “CAR ini bantalan bagi bank untuk meredam resiko-resiko intern dalam operasional bank. Ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) sebesar delapan persen, tapi dari delapan persen ini harus ada toleransi 11 persen, namun kondisi CAR Bank NTT mencapai 23,54 persen, sehingga bantalan untuk meredam resiko operasioal dan resiko intern itu sudah dipastikan sangat kuat,” kata Dirut Bank NTT Alexander Riwu Kaho, saat kegiatan Media Gathering Akhir Tahun Bank NTT di Suba Suka, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (30/12/2021).
Selanjutnya, Alex Riwu Kaho menjelaskan, Bank NTT mencatatkan laba per 28 Desember 2021 sebesar Rp321 miliar. “Bank NTT per 28 Dsember 2018 sudah mencapai Rp321 miliar, masih dibawah sedikit dari 31 Desember 2020. Dan, kita optimis akan terjadi pelampauan atau year on year melampaui perolehan Tahun Buku 2020. Dan finalnya nanti kita diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), sehingga yang kita sampaikan hari ini bersifat sementara,” ujarnya.
Dengan situasi yang sulit, lanjut dia, Bank NTT diberikan apresiasi oleh Kemenkeu melalui Kantor Pajak Kupang. Dimana Bank NTT selama kurun waktu sampai dengan saat ini menjadi satu-satunya pembayar pajak terbesar di NTT. Karena itu, kontribusi untuk negara dan daerah Bank NTT mendapatkan apresiasi dari Kemenkeu.
Ia menambahkan, Non Performing Loan (NPL) Bank NTT mengalami penurunan drastis dari 4,48 menjadi 2,88 persen. Demikian juga Return on Asset (ROA) mengalami penurunan dari 2,03 persen menjadi 1,76 persen. “Ini dikarenakan kita sedang mengikuti program restrukturisasi sehingga beberapa peluang pendapatan dari kredit-kredit yang terestruksturisasi itu mengalami penundaan. Demikian juga Return of Investment (ROI). Ini ada kaitannya dengan program restruksturisasi. Net Interest Margin (NIM) kita mengalami stabil.
Dari sisi Loan to Deposit Rasio (LDR) Bank NTT berada pada level yang sehat. Likuiditas berbading loan cukup, boleh dikatakan masuk dalam komposit sehat.
Yang istimewa tahun 2020 ketika membangun komitmen dengan OJK untuk program Go TKB 2 dan melalui asesmen yang dilakukan oleh OJK maka pada pertengahan tahun 2021, status komposit cukup sehat. “Itu akhirnya bisa menjadi sehat hal ini tergambar dalam profil kita yang moderat dan rentabilitas yang memadai, permodalan dana yang memadai,” jelas Alex Riwu Kaho, yang didampingi Direktur Kredit Paulus Messakh, Direktur Informasi Teknologi dan Operasional Hilarius Minggu, dan Direktur Kepatuhan Christifel Adoe. (L. Ng. Mbuhang)