Untuk mendapatkan Bitcoin ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, dari mulai membeli di bursa exchange, melakukan trading Bitcoin, hingga melakukan minning Bitcoin. Menambang Bitcoin terkesan sangat sulit, tetapi sebenarnya ada cara mudah menambang Bitcoin.
Jika membeli Bitcoin maka kamu harus pastikan aplikasi crypto yang kamu gunakan terdaftar di OJK, perhatikan juga biaya trading, dan sejauh mana kelengkapan fitur yang ditawarkan.
Terdapat beberapa aplikasi crypto yang telah teregulasi di Indonesia, salah satunya Pintu yang menyediakan fitur terlengkap, biaya trading rendah, serta variasi token yang banyak lebih dari 320+ token sehingga cocok untuk investor pemula maupun trader aktif dan professional. Kamu bisa melakukan trading, staking, airdrop dan pastinya memiliki tampilan yang user friendly, sehingga siapa pun bisa menggunakan aplikasi ini.
Namun jika kamu harus minning Bitcoin, maka kamu harus belajar cara menambang Bitcoin. Karena menambang Bitcoin merupakan kegiatan untuk memvalidasi dan menambahkan transaksi terbaru ke dalam blockchain Bitcoin, yaitu buku besar umum yang mencatat semua transaksi Bitcoin.
Proses ini menggunakan komputer khusus yang disebut mining rig untuk menyelesaikan masalah matematika yang rumit agar dapat menemukan blok baru. Mengingat tingkat kesulitan yang tinggi, menambang Bitcoin dari rumah menjadi impian bagi banyak orang.
Apa yang Dimaksud dengan Penambangan Bitcoin?
Proses penambangan Bitcoin melibatkan verifikasi dan penambahan blok transaksi Bitcoin ke dalam blockchain dengan cara memecahkan teka-teki matematika. Istilah penambangan digunakan karena melalui proses ini, Bitcoin baru diciptakan saat transaksi divalidasi dan blok-blok baru ditambahkan ke dalam rantai blockchain.
Sama halnya seperti menambang logam mulia seperti emas yang memerlukan tenaga dan usaha, penambangan Bitcoin juga memerlukan daya komputasi yang tinggi. Para penambang bersaing untuk menyelesaikan teka-teki matematika dengan menggunakan komputer canggih yang dikenal sebagai Application-Specific Integrated Circuit (ASIC). Secara lebih mendetail, saat melakukan validasi transaksi, penambang perlu menyelesaikan sebuah teka-teki yang terdiri dari kode hexadecimal 64 digit yang dikenal sebagai hash. Blok terbaru dalam blockchain memiliki hash atau kode alfanumerik yang dihasilkan dari blok sebelumnya.
Setiap hash dalam suatu blok mengacu pada hash blok sebelumnya dan seterusnya, sehingga membentuk hubungan berkelanjutan antara blok-blok tersebut. Data yang tersimpan dalam blok yang terhubung tidak dapat diubah, karena merubah data satu blok berarti akan merubah semua hash dalam blok-blok berikutnya.
Inilah sebabnya dinamakan blockchain, membuat sistem ini aman dan sulit untuk diretas. Proses verifikasi ini menghindari situasi “double spending” dimana Bitcoin yang sama dapat digunakan di transaksi yang berbeda.
Mekanisme Proof of Work
PoW adalah sistem konsensus yang digunakan Bitcoin. PoW sendiri adalah cara yang mengatur proses penambahan blok transaksi ke dalam blockchain. Penerapan mekanisme PoW terkait erat dengan blockchain yang merupakan jaringan terdesentralisasi dan peer-to-peer, sehingga membutuhkan metode untuk mencapai konsensus sambil menjaga tingkat keamanan.
Dalam sistem PoW, semua transaksi diproses dan diverifikasi oleh para penambang. Setiap penambang bersaing untuk menyelesaikan teka-teki kriptografis dan mengunggah blok ke dalam blockchain.
Agar suatu blok bisa dianggap sah, hash SHA-256 dari blok tersebut harus memiliki nilai yang lebih rendah daripada tingkat kesulitan yang berlaku. Salah satu cara untuk memastikan hash tersebut memenuhi kriteria adalah dengan menambahkan bilangan bulat yang disebut nonce (number used for once) ke dalam blok.
Ketika sebuah hash dianggap valid, blok baru akan dimasukkan ke dalam blockchain. Para penambang yang berhasil menebak hash yang ditargetkan akan mendapatkan imbalan berupa coinbase serta biaya transaksi. Proses penambangan satu blok biasanya memakan waktu sekitar 10 menit.
Mekanisme Proof of Work (PoW) dikenal memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi dan merupakan salah satu yang paling terdesentralisasi dibandingkan dengan mekanisme konsensus lainnya. Hal ini disebabkan karena untuk bisa meretas blockchain, seorang peretas harus menguasai 51% dari total daya hashing.
Cara Menambang Bitcoin dari Rumah
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menambang Bitcoin dari rumah, diantaranya adalah:
1. Lotery Minning
Penambangan lotere adalah bentuk penambangan individu, di mana seorang penambang memanfaatkan daya komputasi dari satu perangkat untuk mencoba memecahkan teka-teki kriptografi demi memvalidasi blok baru dan mendapatkan seluruh hadiahnya.
Disebut “lotere” karena peluang keberhasilannya sangat kecil, tetapi hadiahnya besar jika berhasil, mirip seperti memenangkan undian.
Keuntungan:
a. Biaya listrik dan awal yang rendah
b. Cocok untuk belajar memahami sistem Bitcoin secara langsung
c. Lebih mandiri, tanpa tergantung pada orang lain
Kerugian:
a. Kesempatan untuk berhasil sangat kecil
b. Tidak dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan tetap
c. Bergantung pada keberuntungan yang tinggi
2. Cloud Minning
Cloud minning memungkinkan penambang untuk berpartisipasi dalam penambangan tanpa harus memiliki atau merawat perangkat keras sendiri. Penambang hanya perlu menyewa daya komputasi dari penyedia layanan yang mengelola fasilitas penambangan besar. Hasil dibagikan berdasarkan porsi daya komputasi yang disewa.
Keuntungan:
a. Tidak perlu membeli perangkat keras
b. Bebas dari biaya listrik dan pemeliharaan c. Dapat dilakukan dari jarak jauh, bahkan secara otomatis
d. Cocok untuk pemula
e. Risiko teknis yang minim
Kerugian:
a. Rentan terhadap penipuan dan kurangnya transparansi
b. Tidak bisa mengontrol perangkat atau pool
c. Pendapatan yang tidak tetap d. Kontrak biasanya kaku dan tidak dapat dibatalkan
3. Minning Pool
Minning pool adalah sekumpulan penambang yang menyatukan kekuatan komputasi mereka untuk meningkatkan peluang mendapatkan blok dan imbalan. Imbalan kemudian dibagi berdasarkan kontribusi masing-masing.
Model ini menjadi solusi bagi mereka yang ingin menambang tanpa memerlukan daya komputasi tinggi.
Keuntungan:
a. Imbalan lebih stabil dan konsisten
b. Tidak perlu perangkat yang kuat untuk berkontribusi
c. Berbagai pilihan pool tersedia d. Cocok untuk pemula hingga tingkat menengah
Kerugian:
a. Imbalan dibagi dengan anggota yang lain
b. Ada potongan biaya pool
c. Tergantung pada kebijakan pool d. Risiko terpusat jika banyak penambang bergabung dalam satu pool.
4. Solo ASIC Minning
Application-Specific Integrated Circuit (ASIC) adalah perangkat keras yang didesain khusus untuk menambang crypto, termasuk Bitcoin. Dibandingkan dengan perangkat biasa, ASIC jauh lebih efisien dan kuat.
Penambangan ASIC mandiri berarti menggunakan perangkat ini secara individual, tanpa bergabung dengan pool. Jika berhasil menemukan blok, seluruh hadiahnya menjadi milik pribadi.
Keuntungan:
a. Seluruh imbalan menjadi milik sendiri b. Tidak bergantung pada pihak ketiga c. Potensi keuntungan yang besar jika berhasil d. Mendukung desentralisasi jaringan
Kekurangan:
a. Sulit untuk menemukan blok tanpa kemampuan komputasi yang besar
b. Biaya untuk perangkat dan listrik sangat tinggi
c. Memerlukan pengetahuan teknis yang tinggi
d. Risiko mengalami frustrasi karena reward yang sangat jarang.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.
