CARDIORENAL SYNDROME, Bahayakah ?

  • Whatsapp

Oleh :
DR.dr. Robert Arjuna FEAS *
Kita kenal Jantung berfungsi memompa darah yang terdiri dari sel darah, nutrisi, oksigen dan cairan, sementara ginjal berfungsi untuk menjaga kesimbangan volume cairan didalam tubuh dengan membuang cairan yang berlebih dan sekaligus membuang racun dan zat sisa didalam tubuh Jantung dan ginjal merupakan dua organ yg sangat erat kaitannya Ketidakseimbangan volume darah akan menyebabkan berbagai macam masalah didalam tubuh manusia, sehingga peran kedua organ ini menjadi sangat vital.

Cardiorenal syndrome (CRS) atau sindroma kardiorenal merupakan suatu kondisi dimana
terjadi penyakit ginjal dan penyakit jantung secara bersamaan yang progresifitasnya
terjadi dengan cepat. Pada kasus dimana penyakit jantung merupakan penyakit primer,
yang terjadi adalah gangguan dinamika kardioavaskular, aktivasi neurohormonal dan
faktor inflamasi yang terlibat dalam awal-mulanya perburukan fungsi ginjal dan penyakit
ginjal yang progresif.

Cardiorenal Syndrome merupakan suatu istilah untuk menggambarkan kondisi terganggunya fungsi jantung dan ginjal yang muncul secara secara bersamaan. Disfungsi suatu organ akan menyebabkan disfungsi organ lain baik secara akut maupun kronik.
Penyakit jantung dan ginjal yang bersamaan akan sangat menurunkan kualitas hidup pasien, prognosis yang lebih buruk, serta beban system perawatan kesehatan yang lebih besar.

Cardiorenal syndrome (CRS) merupakan kondisi dimana penyakit ginjal dan penyakit jantung terjadi bersamaan dan mengalami progesivitas yang cepat. Konsekuensi klinis bersihnya adalah retensi natrium dan cairan, serta penurunan fungsi ginjal secara progresif, yang awalnya dapat dipulihkan, tetapi pada akhirnya kerusakannya bersifat ireversibel

Acute Dialysis Quality Group tahun 2008, yang membagi CRS menjadi 5 tipe dalam 2kelompok utama yaitu kardiorenal dan renokardiak. Kemudian akan dibagi lagi menjadi jenis akut dan kronik, sedangkan 1 tipe lagi yaitu tipe 5 menggabungkan semua gangguan fungsi kardiorenal karena penyakit sistemik tertentu. Kelima tipe tersebut yaitu :

1. CRS tipe 1 menggambarkan penyakit jantung akut yang menyebabkan gangguan ginjal akut
2. CRS tipe 2 menggambarkan penyakit jantung kronis (Gagal Jantung) yang menyebabkan gangguan ginjal kronik / gagal ginjal
3. CRS tipe 3 menggmbarkan kerusakan ginjal akut yang akan menyebabkan gangguan jantung secara akut
4. CRS tipe 4 menggambarkan kerusakan ginjal kronis / gagal ginjal yang menyebabkan gangguan jantung kronis/ gagal jantung
5. CRS 5 menunjukkan penyakit sistemik yang kemudian akan menyebabkan penurunan fungsi kedua organ ini secara bersamaan, misalnya pada Diabetes Melitus, Sepsis dll

Terdapat lima subtipe sindrom kardiorenal:
1. Tipe 1: penurunan tajam fungsi jantung yang mengakibatkan penurunan akut fungsi ginjal.
2. Tipe 2: disfungsi jantung kronis yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang berkelanjutan.

Menurut data Acute Decompesated Heart Failure National Registry (ADHERE), terdapat lebih dari 105.000 pasien yang dirawat dengan Acute Decompesated Heart Failure (ADHF), sebanyak 91% pasien memiliki gangguan ginjal, dimana 64% dari jumlah tersebut memilki gangguan ginjal kronik stage 3 atau lebih. Pada suatu metaanalisis pada populasi pasien gagal jantung akut dan gagal jantung kronis, didapatkan 49% memiliki penyakit ginjal kronik dan 23-25% memiliki penyakit ginjal akut seperti Acute Kidney Injury (AKI).

Dalam mendiagnosis CRS diperlukan juga pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium untuk biomarker dan pencitraan (imaging).Pada pemeriksaan biomarker dapat berupa
1. BNP (Brain NatriuPeptic)
2. NT-proBNP ( N-Terminal Pro hormone BNP)
3. cTNI pada jantung ( cardio treponin T 1 )
4. Serum Kreatinin, Ureum, albuminuria pada ginjal.
5. Ekokardiografi, USG doppler, USG ginjal, dan X-ray thorax.

Dalam mengobati pasien dengan CRS, perlu dilihat underlying disease/penyakit dasar yang menjadi penyebab gangguan fungsi organ, serta pengobatan gejala-gejala yang muncul pada pasien. Pengobatannya dapat dari obat-obatan
1. Penurun tekanan darah seperti diuretik,RAAS inhibitor (ARB/ACE inhibitor), dan b-blocker.
2. pemasangan alat/device seperti CRT (Cardiac Resynchronization Therapy) pada jantung dan dilakukan Hemodialysis, CRRT, CAPD pada ginjal.
CRS merupakan penyakit yang memerlukan pendekatan multidisiplin ilmu, sehingga kerjasama antara dokter ahli Jantung dan dokter ahli ginjal diperlukan demi tercapainya tatalaksana yang tepat dan cepat. Tatalaksana yang tepat akan mengurangi kerusakan organ dan memperbaiki prognosis pasien.

Pada akhirnya CRS merupakan penyakit yang kompleks, baik dari penyebab hingga penatalaksanaannya, sehingga menjaga kesehatan jantung dan ginjal sedari dini, serta melakukan kontrol rutin untuk melihat fungsi kedua organ sangatlah penting.
Sayangi Jantungmu, sayangi Ginjalmu ! Terimakasih !
RobertoNews 1865《21.11.24(06.00)》
• Praktisi dokter dan Penulis Ilmu Kesehatan.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait