beritalima.com | Dalam kitab shahih Bukhari nomor 3, dijelaskan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah, ibunya para orang mu’min. Bahwa setelah Rasulullah Saw menerima wahyu yang dibawakan oleh malaikat Jibril di gua Hira’, Khadijah binti khuwailid, sang istri Rasulullah-lah yang menenangkan nabi akhir zaman tersebut.
“Lalu Rasulullah Saw pulang dengan membaya ayat itu seraya goncang hati beliau, terus masuk pada Khadijah binti khuwailid, lantas beliau bersabda: “Selimutilah saya, Selimutilah saya”. Maka mereka menyelimuti beliau sehingga keterkejutan beliau hilang. Beliau bersabda dan menceritakan itu kepada Khadijah: “Sungguh saya takut atas diriku”. Lalu Khadijah berkata: “Janganlah, demi Allah, Allah tidak menyusahkan engkau selamanya, karena engkau menyambung persaudaraan, menanggung beban, mengusahakan orang yang tidak punya, memuliakan tamu dan menolong penegak kebenaran.” Lalu Khadijah bersama beliau pergi sehingga ia membawa beliau pada waraqah bin Naufal, paman Khadijah.”
Kemudian oleh Waraqah, Rasulullah Saw dijelaskan bahwa apa yang dialaminya adalah peristiwa menurunnya Wahyu dari Allah SWT untuk pertama kali.
Hadis tersebut menjelaskan tentang mulianya Khadijah sebagai istri yang memberikan ketenangan tatkala sang suami mengalami goncangan hati. Dan semua sejarah juga mencatat bahwa Khadijah telah ikhlas mengorbankan harta untuk syiar islam, untuk mendampingi Rasulullah Saw mengajarkan segala kebaikan pada umatnya.
Kesetiaan dan ketulusan Sayyidah Khadijah sebagai seorang istri, menjadi cermin yang sangat penting bagi hubungan istri pada suami, termasuk saat ini. Besarnya cinta Khadijah juga dimiliki Rasulullah Saw hingga kepergiannya pada 11 Ramadlan (tahun kesepuluh setelah kenabian) yang bersamaan dengan tahun meninggalnya paman Rasulullah, menjadi tahun duka bagi Rasulullah SAW, yang disebut Amul Huzni.
Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Beliau sempat berkata pada Rasululllah: “Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.” Lalu, Rasulullah menjawab : “Jauh dari itu, ya, Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya,” jawab Rasulullah.
Kemudian Khadijah memanggil Fathimah Azzahra dan berbisik: “Fathimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.”
Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.” Begitu sabda Rasulullah SAW sebelum kedua mata Sayyidah Khadijah tertutup untuk selamanya.