beritalima.com | Menginjak 18 Ramadlan, kita bisa membuka sejarah pada peristiwa kepergian sang Komandan Militer, Khalid bin Walid pada 18 Ramadhan 21 H. Salah satu kerabat Rasulullah, yaitu ponakan dari Maimunah salah satu istri Rasulullah SAW, terkenal dengan keberanian dan kepiawaiannya di medan perang. Beberapa perang yang berakhir dengan kemenangan tatkala melibatkan Khalid bin Walid, diantaranya perang Tabuk, perang Riddah, dan perang Yarmuk. Mualaf Quraisy yang dijuluki saifullah al maslul (pedang Allah yang terhunus), memiliki kisah inspiratif. Sahabat Rasulullah SAW tersebut, menjadi mualaf setelah sebelumnya justru turut membunuh pasukan muslim di perang Uhud.
Pengakuan atas sikap terpuji Khalid bin Walid ra., juga dijelaskan dalam kitab Shahih Bukhari hadis nomor 3569: Dari Anas ra., sesungguhnya Nabi SAW. mengabarkan tentang kematian Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah kepada khalayak sebelum khabar itu sampai kepada mereka. Beliau bersabda: “Zaid memegang bendera, lalu dia terbunuh. Kemudian dipegang Ja’far, lalu dia terbunuh. Kemudian dipegang Ibnu Rawahah, lalu dia terbunuh kedua mata beliau melelehkan (air mata), hingga dipegang oleh Pedang Allah (Khalid) sehingga Allah menaklukkan atas mereka (orang kafir).”
Dari hadis tersebut, diketahui bahwa keberanian Khalid bin Walid dalam berjihad, menjadi sikap terpuji beliau. Dengan begitu, Khalid memiliki peran penting dalam perluasan wilayah Islam dan kepergiannya menjadi hikmah agar kita sebagai umat Islam, harus mampu meneladani keberanian dalam membela agama Islam.
Wafatnya Khalid bin Walid disebabkan sakit, apakah karena wabah thaun yang saat itu melanda? Wallahu a’lam. Namun kehidupan akhir beliau menunjukkan kesabaran yang beliau miliki. Sebelum beliau wafat, wabah thaun telah merenggut 40 putra beliau, dan duka beliau bertambah karena beliau mengalami sakit-sakitan hingga akhir hidupnya. Atas segala cobaan, beliau memiliki sikap yang sangat sabar dan berlapang dada atas segala yang dialami. Wabah thaun sendiri, merupakan wabah mematikan yang sempat terjadi pada masa Rasulullah Saw dan sahabatnya. Kitab shahih Bukhari, hadis nomor 2700, menjelaskan bahwa wafat karena wabah adalah syahid: Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Wabah penyakit adalah kematian syahid bagi setiap muslim.”