beritalima.com | Menginjak pada 27 Ramadlan 1441 H, tentu kita seyogyanya mengingat segala amal kebaikan kita selama bulan penuh Rahmat ini. Sanggupkah kita berpisah dengan bulan Ramadlan dan menyegerakan hari kemenangan tatkala kita masih merasa haus berbuat kebajikan? Ataukah kita merasa telah sangat cukup dengan berpuasa selama sebulan penuh hingga tak sabar menanti gema takbir Idul Fitri? Maka keputusan di tangan kita masing-masing.
Mendambakan hari kemenangan adalah hal yang mulia, namun, ketahuilah bahwa merasa ingin terus berkesempatan melakukan kebajikan, adalah hal yang jauh lebih mulia.
Kebajikan dapat dilakukan dalam banyak hal. Dalam bulan Ramadhan, kita diwajibkan berzakat fitrah yang harus ditunaikan sebelum sholat Idul Fitri. Sebenarnya , hakekat zakat bukan hanya sebagai kewajiban, melainkan menguatkan semangat bersedekah dan berbagi diantara sesama muslim (Hablum minannas).
Sedekah itu sangat penting, bahkan memiliki keterkaitan dengan tanda-tanda hari kiamat. Penasaran?
Perlu diketahui, bahwa ternyata telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW bahwa sedekah penting untuk dilakukan sebelum sedekah tersebut ditolak. Apa maksudnya?
Dalam Shahih Bukhari, hadis nomor 1352, disebutkan:Dari Abu Hurairah ra., Ia berkata: Nabi SAW bersabda: “Kiamat tidak terjadi sehingga banyak harta di kalanganmu, lalu melimpah ruah sehingga pemilik harta bersedih akan orang yang menerimanya sampai ia berpaling, lalu orang yang berpaling itu berkata: “Tidak ada keperluan bagiku”.
Dan dalam hadis nomor 1351, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya akan datang suatu masa yang mana seseorang berjalan membawa sedekahnya maka ia tidak menjumpai orang yang mau menerimanya. Seseorang berkata: “Seandainya kamu membawanya kemarin, niscaya saya menerimanya, adapun hari ini maka saya tidak membutuhkannya.”
Subhanallah min kulli haalin. Maha Suci Allah atas setiap hal.
Hadis di atas menjelaskan sebuah gambaran yang akan terjadi jelang hari kiamat, bahwa orang pun enggan menerima sedekah. Maha suci Allah, bahwa atas kuasaNya, kehidupan akan berjalan dan berputar dengan penuh rahasiaNya. Ketika kita dalam situasi pandemi Covid 19 saat ini, kita semua merasakan dampak ekonomi, sehingga tidak heran banyak orang yang mengharapkan datangnya sedekah ataupun bantuan dari mereka yang lebih mampu. Namun, atas kuasa Allah SWT juga, kelak akan hadir suatu masa dimana justru orang pun enggan menerima sedekah karena satu sama lain merasa telah mampu secara ekonomi untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Masa dimana sedekah menjadi sulit untuk menemukan penerimanya, dijelaskan dalam beberapa hadis. Selain dua hadis diatas, Shahih Bukhari juga menyebutkan dalam hadis nomor 1353 dan 1354. Bahkan, sedekah berupa emas pun kelak akan ditolak, hal ini sesuai hadis nomor 1354:
Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh akan ddatang kepada manusia suatu masa yang mana seseorang berputar dengan (membawa) sedekah emasnya. Kemudian ia tidak mendapati seseorang yang mau mengambilnya.”
Masya Allah, sebuah gambaran yang kelak akan terjadi dalam kehidupan, yang mungkin dalam situasi saat ini, kita belum bisa membayangkan mengapa harta menjadi bergelimang seperti itu.
Sedekah memang memiliki keutamaan sebagai bekal kebajikan kita kelak di akhirat. Bersedekah bukanlah harus dengan sesuatu yang memberatkan, namun sebaliknya, sesuai kemampuan.
Dalam hadis nomor 1357, dijelaskan agar manusia takut dengan neraka dan menebusnya dengan bersedekah, sekalipun dengan separoh kurma.
Rasulullah SAW bersabda: “Jagalah neraka itu dengan separoh korma.”
Sedangkan dalam hadis lainnya, yang dirawikan Abu Manshur ad Dailami, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang fakir yang memberikan tenaganya.” Hal ini tertulis dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali yang menjadi penunjuk bahwa sedekah bisa dilakukan oleh orang fakir sekalipun, yaitu meskipun hanya dapat dilakukan dengan tenaganya.
Subhanallah, Islam begitu indah menjelaskan bahwa sedekah bisa dilakukan oleh siapapun kepada siapapun dalam bentuk apapun yang sifatnya halal. Kita pun harus meyakini bahwa sedekah adalah ikhtiar kita untuk selamat dari segala kekikiran.
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu kikir, maka Allah kikir terhadapmu, berilah sesuatu menurut kemampuanmu.” (Shahih Bukhari, hadis nomor 1376).
Bahkan sedekah bisa kita jadikan kado kebaikan kepada orang tersayang kita yang telah pergi mendahului. Hadis Rasulullah SAW yang tertulis dalam Shahih Bukhari bab meninggal dunia mendadak, dijelaskan sebuah kisah:
Dari ‘Aisyah ra. Bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW: “Seandainya ibuku telah meninggal, dan aku menduga seandainya ia berkata, niscaya ia bersedekah. Apakah ia memperoleh pahala jika saya bersedekah atasnya?” Beliau bersabda: “Iya”.
Bersedekahlah sebelum kita tersadar pentingnya akan sedekah saat kita jelang menutup usia kita.
Penting kita mengambil hikmah dalam surat Al Munafiqun ayat 10.
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu. Lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang soleh?”.
Masya Allah, sungguh kita semua seyogyanya berharap menjalani hidup sebagai orang-orang soleh. Kita tentu berharap dapat memperbanyak kebajikan dalam hidup, terlebih ketika kita sekarang masih berkesempatan meraih banyak pahala dalam bukan suci ini. Maka, marilah kita sama-sama memaksimalkan ibadah kita dan semoga kita tatkala gema takbir idul Fitri berkumandang, kita tidak menyesali telah kehilangan begitu banyak kesempatan atas kebajikan di bulan Ramadlan.