beritalima.com | Pada 12 Ramadlan tahun pertama setelah hijrah, Rasulullah Saw mempersaudarakan para sahabatnya. Kaum Muhajirin Makkah dipersaudarakan dengan kaum Anshar di Madinah.
Dalam catatan sejarah, ada 90 orang yang dipersaudarakan, diantaranya: Ja’far bin Abi Thalib dengan Mu’adz bin Jabal
Ammar bin Yasir dengan Huzaifah al-Yamani,
Abu Bakar dengan Kharjah bin Zaid,
Utsman bin Affan dengan ‘Aus bin Sabit,
Umar bin Khattab dengan Utbah bin Malik,
Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin Rabi’, dan
Salman al-Farisi dengan Abu Darda.
Persaudaraan diantara kaum Anshor dan Muhajirin pun terus berlanjut, dan saling menguatkan ketika kemudian mereka berada dalam satu peperangan melawan kaum kafir, diantaranya yang terjadi dalam peristiwa perang Khandaq.
Dalam kitab Shahih Bukhari, disebutkan hadis nomor 2704:
Dari Anas r.a, dia berkata: Rasulullah SAW berangkat ke Khandaq (parit). Ketika itu orang-orang Muhajirin dan Anshar menggali di pagi yang dingin, di antara mereka tidak ada hamba sahaya yang bekerja demikian untuk mereka. Ketika beliau melihat kelelahan dan lapar pada mereka, beliau bersabda: “Wahai Allah, sesungguhnya kehidupan itu adalah kehidupan akhirat, maka ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin.” Mendengar sabda Rasulullah, mereka pun menjawab: “Kami adalah orang-orang yang berbai’at kepada Muhammad untuk berjihad selama kita masih (hidup) selama-lamanya.”
Dalam kehidupan di masa sekarang, seyogyanya potret persaudaraan yang telah dicontohkan oleh kaum Anshar dan Muhajirin pun, harus terbangun oleh kita. Terlebih ketika persaudaraan tersebut didasari atas kecintaan kita pada Rasulullah SAW. Sebagai contoh, kita dalam hubungan bermasyarakat, saling mengajak bersholawat dan berdoa agar pandemi Corona dapat terlewati. Diantaranya yang dianjurkan oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa agar masyarakat secara rutin membaca sholawat Li Khomasatun, sedangkan sholawat lainnya yang juga dianjurkan adalah sholawat tibbil qulub, seperti yang dianjurkan oleh PBNU.
Pentingnya membangun persaudaraan merupakan semangat penguatan ukhuwah Islamiyyah, yaitu persaudaraan yang baik sesama muslim. Hikmah dan faedah persaudaraan, bukan hanya menjadi aspek sosial yang bermanfaat bagi manusia, namun juga bagian dari penerapan ibadah mu’malah.