OPINI – Belakangan ini sejumlah kalangan di Kabupaten Sampang dihebohkan dengan adanya data yang mengatakan angka kemiskinan di Kabupaten Sampang nomor Satu paling tinggi se Provinsi Jawa Timur setelah Kabupaten Bangkalan.
Apakah tidak malu, tentu kami semua malu dan seakan tidak terima jika Kabupaten Sampang selalu dikatakan tertinggal dan termiskin dari Kabupaten lain. Lalu apa yang harus kita lakukan?, banyak.
Menurut saya banyak penyebab atau faktor dibalik meningkat dan tidak berubahnya angka kemiskinan di Kabupaten Sampang sehingga berdampak buruk atas penilaian nasional sebagai Kabupaten tertinggal dalam katagori angka kemiskinan.
1. Faktor Kesadaran Masyarakat
Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam segi bantuan sosial, di mana masyarakat masih suka dengan bantuan pemerintah. Dan yang paling berdampak adalah ketika keluarga mampu mengaku tidak mampu. Dan itu dapat dibuktikan berdasarkan banyaknya penerima PKH atau BPNT yang tidak tepat sasaran.
2. Faktor Pendataan Pemerintah
Dibalik rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mestinya Pemerintah tidak diam, sejauh ini saya menilai Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sampang sebagai gudang semua data hanya diam bersama meja kerjanya.
Mengapa demikian?, pemerintah kerap mengutarakan data bansos merupakan data yang diberikan, sudah disediakan oleh Pemerintah Pusat. Saya katakan itu lucu. Kenapa? Karena pemerintah pusat tidak akan pernah tahu kondisi Kabupaten Sampang tanpa Pemerintah Kabupaten Sampang sendiri yang menyetorkan.
Lalu apa yang harus dilakukan, mestinya BPS memperbaiki kesalahan data yang sudah terjadi itu dengan melakukan update data dalam setiap tahun, mendata dengan benar. Mana masyarakat yang miskin, mana yang setengah miskin, mana yang setengah kaya, dan mana yang kaya. itu adalah data yang harus dibenahi karena juga berdampak penilaian nasional.
Sehingga dengan begitu tak akan ada lagi masyarakat yang mampu mengaku tidak mampu. Jika BPS Bekerja dengan benar turun ke lapangan menggandeng pihak yang bisa dipercaya. Bukan copy paste dibalik meja lalu menambah dan mengurangi.
3. Faktor Lapangan Kerja Oleh Pemerintah
Pemerintah mulai dari tingkat Desa hingga Kabupaten harus mengubah pola pikir, tidak memikirkan diri sendiri atau kelompok yakni bagaimana ekonomi di Desa itu bisa maju, pandangan sepintas menurut saya Pemerintah Desa masih banyak yang suka dengan Plengsengan. Sehingga lupa dengan usaha kecil di Desa itu.
Sudah ada Dana Desa, gunakanlah untuk ekonomi kerakyatan jangan semua dijadikan plengsengan yang saya nilai minim manfaat, ciptakan lapangan kerja di desanya dengan menggunakan anggaran tersebut. Jangan usulkan miskin rakyatnya untuk memperoleh bantuan, ajaklah mandiri dengan lapangan kerja yang dibuat itu.
4. Faktor Pekerjaan Rakyat
Lalu bagaimana dengan ekonomi rakyat yang masih minim?. Apakah harus menunggu lowongan kerja dari pemerintah?. Jangan.
Menunggu sama dengan mengandalkan, itu artinya kita tidak percaya jika diri kita mampu memperbaiki diri kita sendiri sehingga bisa dikatakan masih sama dengan poin pertama masih menunggu bantuan.
Lalu bagaimana?. Semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, ayo kita gunakan kelebihan kita untuk memajukan diri kita. Kerjakan apa yang bisa kerjakan lakukan apa yang bisa kita lakukan, karena nasib itu tak akan berubah tanpa diri kita sendiri yang ingin mengubahnya.
Tidak ada kemauan yang tak memiliki jalan dan hasil, jika kita semua tidak malas mengerjakan atau bekerja dengan mandiri, hasil tak akan membohongi kita.
Catatan ini saya buat dengan tujuan menyatukan suara untuk majunya Kabupaten Sampang yang kita cintai, agar bantuan pemerintah tepat sasaran, yang dibantu adalah orang yang benar-benar tidak mampu. Tidak ada niat memojokkan pihak mana pun. Karena Pemerintah tak selalu benar dan juga tak selalu salah. Begitu juga masyarakat kita semua harus saling mendorong.
Oleh : Subaidi
Penulis Media Online
Di Kabupaten Sampang