Cegah Kekerasan dan Defamasi, LBH Pers Ambon berikan Etika dan Safety Journalism di Pulau Buru

  • Whatsapp
BURU-BERITALIMA.com,-Di negara anti demokrasi, pers kerap dianggap sebagai musuh. Laporan Pers dianggap berpotensi menjatuhkan pemerintah. Ada pameo ‘’mata pena lebih tajam dari pedang’’ atau ucapan Napoleon Bonaparte yang mengatakan ‘’pena lebih berbahaya ketimbang peluru’’. Namun di Negara demokrasi, seperti Indonesia, pers justru menjadi pilar terwujudnya demokrasi. Namun masih salah kaprah juga, pers dianggap menjadi bagian dari kekuasaan, yang memiliki fungsi, menarik dan mengarahkan perhatian public, membujuk pendapat dan anggapan, mempengaruhi pilihan sikap, memberi status legitimasi, hingga mendefinisikan dan membentuk persepsi atas sebuah realitas. Praktek jurnalismenya, lebih pada kutipan atau pernyataan seorang pejabat. Sebuah berita direkonstruksi berdasar ucapan dan pikiran narasumber. Pers Indonesia juga diberi stigma tertentu, mulai dari pers pembangunan, pers pancasila hingga pers bertanggungjawab, padahal pers adalah pers yang merupakan lembaga control social. Jurnalis pun hanyalah jurnalis, sebuah profesi yang bertugas mencari, meliput dan melaporkan sebuah peristiwa. Sebuah profesi, yang tentu diikat oleh aturan, suatu petunjuk untuk menjalankan profesi, yang kerap disebut etika.
beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *