Kepala Disperindag Jatim, M.Ardhi Prasetiawan, menginformasikan itu seusai Rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jatim, Rabu (11/5/2016).
“Pak Gubernur mempunyai program 116 pasar harus ada layar informasi elektronik, agar bisa dilihat para pedagang dan para konsumen yang isinya tentang harga kebutuhan pokok di Jatim,” kata Ardhi.
“Mereka akan tahu harga produsen berapa dan harga konsumen berapa,” tambahnya.
Dikemukakan, daftar harga yang terus diupdate di website www.siskaperbapo.com ini akan bisa langsung dilihat para pedagang dan konsumen di pasar menggunakan layar yang tersedia.
“Misalnya di kota Surabaya harga bawang Rp35 ribu, ternyata di Nganjuk masih Rp25 ribu, sehingga para pedagang dan konsumen jadi tahu selisihnya segitu, jadi tidak bisa dimainkan lebih tinggi lagi,” terangnya.
Dengan demikian, kata Ardhi, diharapkan harga di pasar bisa langsung turun, selain untuk menghindari permainan harga atau kartel.
Program itu sebenarnya sudah siap diterapkan Disperindag Jatim di 10 pasar di kota/kabupaten inflasi, di antaranya Kediri, Malang, Jember, Probolinggo, Banyuwangi, Madiun, Sumenep, dan Sidoarjo.
“Kami masih diberi anggaran untuk 10 pasar. Setiap pasar Rp50 juta untuk memasang layar ini beserta biaya sewa, asuransi, dan bayar keamanan. Kekurangannya nanti akan komunikasi dengan dana CSR. Biar mereka yang pengadaan, kami yang mengkoneksikan,” katanya.
Saat ini layar informasi ini belum terpasang dan masih dalam tahap lelang. Ardhi memperkirakan pada bulan Juli depan bisa dipasang. “Masih lelang, masih ada syarat yang harus terpenuhi. Mungkin Juli sudah terpasang,” tandasnya. (Ganefo)