Cegah Serologi Frambusia, Dinkes Sumenep Gelar Advokasi Dan Sosialisasi

  • Whatsapp
Advokasi dan Sosialisasi Survey Serologi Frambusia oleh dinas kesehatan Kabupaten Sumenep dibuka secara resmi oleh Bupati Sumenep, DR. KH. A. Busyro Karim, MSi.

Sumenep, beritaLima – Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar Advokasi dan Sosialisasi Survey Serologi Frambusi pada Selasa (18/4/2017).

Kegiatan yang bertempat di hotel Utami tersebut dibuka langsung oleh Bupati Sumenep, DR. A Busyro Karim, dan dihadiri sejumlah pimpinan FKPD dan camat.

Bupati Sumenep, DR. KH. A Busyro Karim, MSi dalam sambutannya menyampaikan, tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi tentang penyakit Frambusia, dan mensosalisasikan kebijakan program eradikasi Frambusia tahun 2020.

Selain itu lanjut A. Busyro Karim, jjuga merencanakan kegiatan survey Serologi Frambusia lintas sektor, lintas program, kepala puskesmas dan petugas puskesmas.
“Kegiatan ini juga untuk memastikan tidak ada penularan Frambusia di wilayah pelaksana survey serologi Frambusi yakni Kabupaten Sumenep,” ujar Busyro dihadapan peserta sosialisasi.

Penyakit Frambusia ini sudah banyak tersebar dibeberapa daerah. Untuk itu butuh kesadaran semua masyarakat khususnya di Sumenep untuk memaksimalkan pengadaan sanitasi serta menjaga kebersihan lingkungan. Imbuh Bupati yang sudah 2 (dua kali) menjabat sebagai Bupati sumenep ini.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, dr. H. Fatoni, MSi. mengatakan, kegiatan survey serologi frambusia yang melibatkan kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan provinsi jawa timur itu bertujuan untuk memastikan bahwa Kabupaten Sumenep bebas dari penyakit Frambusia. Sebab, penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri treponeme pertenue yang sangat berbahaya bahkan dapat menyebabkan penderita menjadi lumpuh.

“Penyakit Frambusia ini sangat berbahaya dan menular. Bahkan efek yang ditimbulkan sangat mengerikan. Kalau berada di pipi atau hidung itu bisa berlubang,” kata dr Fatoni.

Ia menjelaskan, meski sampai hari ini belum ada masyarakat Sumenep yang positif terinfeksi penyakit frambusia, namun Kabupaten ujung timur Madura ini masuk dalam kategori daerah yang endemis. Pasalnya, pada tahun 2016 lalu ada seorang bayi yang dilaporkan suspect penyakit frambusia, namun ketika dilakukan pemeriksaan laboratorium hasilnya negatif.
“Karena laporannya suspect, Sumenep masuk dalam kategori endemis,” ujar mantan Kepala UPT Puskesmas Ambunten ini.

Ia berharap, masyarakat menerapkan pola hidup sehat dan bersih dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk juga mandi secara rutin tiga kali sehari untuk mencegah berkembangnya bakteri yang menyerang kulit dan kekebalan tubuh itu. Selain itu, pihaknya juga meminta agar para ibu melakukan pemeriksaan serologis pada anaknya untuk pencegahan sejak dini.

“Penularannya sangat cepat, baik melalui kontak langsung atau tidak. Jadi kalau satu orang terinfeksi penyakit ini, maka satu desa harus diperiksa semua,” imbuhnya.

(An)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *