Cegah Sunting, RSUI Beri Penyuluhan Masyarakat Baduy

  • Whatsapp
Masyarakat Baduy dapat penyuluhan kesehatan cegah stunting dari RSUI

Lebak, beritalima.com |– Guna mencegah bahaya stunting, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) gelar penyuluhan kesehatan bagi masyarakat Baduy, Lebak, Provinsi Banten (4/10). Kegiatan penyukuhn Kesehatan ini telah dilakukan RSUI keenam kalinya sejk 2022 hingga kini.

Kegiatan bertema Gita Tumbuh Ceria (Gerakan Intervensi Terpadu Cegah Stunting, Kecacingan dan Anemia), adalah aksi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gizi baik serta respon terhadap banyaknya prevalensi stunting, dan kecacingan pada anak-anak serta mencegah anemia pada wanita masyarakat Baduy.

Dari hasil pemeriksaan sebelumnya, dijumpai banyak balita memiliki berat badan dan tinggi badan dibawah usianya, di antaranya sudah mengalami stunting. Ns. Nur Akbar, M.Kep., Sp.Kep Kom, Koordinator Lapangan Pengabdian Masyarakat RSUI menyampaikan, “kondisi kurangnya gizi berdampak pada tumbuh kembang serta kualitas hidup masyarakat Baduy, khususnya anak-anak dan remaja wanita yang bakal menjadi calon Ibu.

Karena, “saat remaja mengalami anemia, kemudian tumbuh dewasa dan hamil dapat berdampak serius pada janin. Janin yang tidak menerima cukup nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupannya, berisiko tidak berkembang secara optimal. Ini bisa mengarah pada berbagai masalah, termasuk stunting” jelas Nur.

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi tak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak.

Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin dalam darah rendah. Salah satu penyebab utama anemia adalah kurangnya asupan nutrisi terutama zat besi yang penting untuk produksi sel darah merah.

Sedangkan kecacingan dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berkontribusi pada anemia. Misalnya cacing yang berkembang di usus, dapat menyerap nutrisi dan mengganggu keseimbangan nutrisi yang diperlukan si penderita.

Kegiatan yang didukung hibah Direktorat Pengabdian Masyarakat UI, melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti kecamatan, kepala Suku Baduy dan Puskesmas setempat (Ciseumet).

Tim medis RSUI langsung datang ke rumah lakukan pemeriksaan kesehatan, meliputi gula darah, kolesterol, tekanan darah, konsultasi dengan dokter, pemberian obat-obatan sesuai keluhan serta pemberian tablet zat besi (Fe) atau penambah darah untuk wanita, obat cacing dan suplemen untuk anak-anak.

Selain itu, tim juga memberikan edukasi kesehatan. Agar memudahkan pemahaman masyarakat, seluruh materi edukasi disampaikan dalam bahasa Sunda. Kami juga melibatkan tokoh masyarakat setempat sebagai mediator agar edukasi dapat tersampaikan secara efektif.

Masyarakat Baduy dikenal dengan adat istiadat yang kuat, termasuk dalam hal pengobatan. Sebagian besar masyarakat Baduy masih mengutamakan pengobatan tradisional dan berdoa kepada ketua suku atau orang yang dianggap sesepuh atas kepercayaan spiritualnya. Sehingga, fasilitas kesehatan lah yang menjadi pilihan terakhir, apabila kondisi tak kunjung membaik.

Jurnalis: Abri/Rendy

beritalima.com

Pos terkait