Hal ini dikatakan Gubernur Irwan Prayitno ketika melakukan kunjungan ke PLTU Ombilin, Selasa (28/6/2016). PLTU yang dioperasikan menggunakan batu bara ini, mulai beroperasi sejak tahun 1996. PLTU Ombilin ini memiliki 2 unit pembangkit ini menghasilkan daya listrik terpasang 2 x 100 MW.
Hadir dalam kesempatan itu Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf , Wawako Ismet beberapa kepala SKPD dilingkungan Pemko Sawahlunto serta beberapa pimpinan PLTU Ombilin.
Gubernur menyebutkan, saat ini kondisi produktifitas PLTU Teluk Sirih di Kota Padang, serta beberapa pembangunan tenaga listrik terbarukan panas bumi telah juga memperlihatkan hasil yang mengembirakan.
Persoalan saat ini terhadap pasokan batu bara untuk PTLU Ombilin yang didatangkan dari kalimantan terjadi karena pasokan batu baru Sumatera Barat kurang mencukupi dalam mengoperasionalkan pembangkit PLTU Ombilin. Dari data saat ini PTLU membutuhkan 70.000 ton perbulan dan untuk stock 20 hari operasi.
“Kita juga tahu PT Bukit Asam telah secara resmi menutup operasional tambangnya di Kota Sawahlunto. Tambang batu bara Sawahlunto tinggal potensi pada tambang dalam yang membutuhkan biaya operasional yang besar,” katanya.
Menyikapi ini, sebut Gubernur, mungkin ada baiknya BUMD dalam juga melakukan penambangan, selain untuk meningkatkan PAD daerah Kota Sawahlunto dan Provinsi Sumatera Barat.
Pimpinan PTLU Ombilin Supriyadi dalam kesempatan itu juga menyampaikan tentang sisa pembangkaran batu bara yang saat ini menumbuk akan ditampung pada satu lokasi dan juga akan melakukan reklamasi daerah tambang penghijauan untuk melestasikan lingkungan.
(rel/rki)