Cemas ( ANXIETY DISORDER ) Kok Selalu Terjadi?

  • Whatsapp

Oleh :
DR,dr. Robert Arjuna FEAS *
Di suatu hari saya diutus oleh sebuah Yayasan sosial memberikan ceramah kesrhatan di depan para pejabat tinggi negara ,saya merasa cemas sebelum naik panggung badan keringatan terus,terkencing kencing dan jatung detak keras,setelah naik panggung pelan kecemasan hilang dan bisa menguasai lapangan,bagitu Mas budi sedang me ghadapi ujian cerdas tangkas beliau bolak balik kekamar mandi kencing terus tapi tak ada air yang keluar,melihat calon mantu Bu Ani mau melamar ke anaknya, dia duduk tak tenang muka dilap dengan sapu tangan terus karena keringatnya bercucuran terus,kejadiaan kecemasan ini dianggap masih normal namum kalau keadaan kecemasan berlarut terus akan menjadi sutu penyakit yang disebut anxiety disorder.

Kekhawatiran dan rasa takut yang intens, berlebihan, dan terus-menerus sehubungan dengan situasi sehari-hari. Dapat terjadi hal-hal seperti jantung berdenyut kencang, napas tersengal-sengal, berkeringat, dan merasa lelah.

Rasa cemas dapat bersifat normal dalam situasi yang menegangkan misalnya berbicara di depan umum atau mengerjakan ujian. Rasa cemas hanya indikator penyakit jika perasaan menjadi berlebihan, menguras tenaga dan pikiran, serta mengganggu kehidupan sehari-hari

Anxiety disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan rasa cemas dan takut berlebih. Hal tsb membuat Anda menjadi tidak semangat untuk melakukan kegiatan sehari-hari termasuk hobi yang biasa digemari. Bila rasa cemas ini akan berlangsung intens dalam jangka waktu yang panjang. Seringkali dengan ketakutan ini membuat penderitanya cepat lemas secara fisik.

Suatu istilah yang menggambarkan gangguan psikologis yang dapat memiliki karakteristik yaitu berupa
1. Rasa takut keprihatinan terhadap masa depan
2. Kekhawatiran yang berkepanjangan & rasa gugup.
Rasa cemas memang biasa dihadapi semua orang. Namun, rasa cemas disebut gangguan psikologis ketika rasa cemas menghalangi seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan menjalani kegiatan produktif.

STATISTIK KECEMASAN
WHO menyatakan jika terdapat 301 juta orang memiliki gangguan mental ini di dunia, dimana 58 juta penderita anxiety disorder adalah anak-anak dan remaja. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, gangguan kecemasan berada di peringkat 2 dari 10 penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia dari tahun 1990-an sampai 2017.

Gejala awal anxiety disorder yang dirasakan penderitanya adalah perasaan gugup hingga jantung berdegup kencang. Kemudian, tubuh dan pikiran Anda sulit untuk mengendalikan emosi saat menghadapi suatu objek. Ketakutan dan kekhawatiran itu bisa membuat Anda untuk memiliki serangan panik (panic attack).
Penyebab pasti rasa cemas tidak diketahui. sudah terbukti bahwa rasa cemas disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor tertentu. Seperti gangguan mental lainnya, rasa cemas disebabkan oleh :
1. Lemahnya kepribadian seseorang atau pendidikan yang buruk.
2. Faktor lingkungan seperti trauma masa kecil (contohnya kekerasan rumah tangga, kehilangan orang tua, dll)
3. Masalah besar dalam hidup (contohnya krisis finansial dan gagalnya hubungan asmara) dapat memicu kecemasan.
4. Gangguan sistemik seperti hipertiroidisme, masalah endokrin, gula darah rendah, kekurangan kalsium, dan penyakit jantung.
5. Gagalnya saraf-saraf otak untuk mengontrol emosi dan rasa takut.( Contohnya stress dapat mengubah alur komunikasi sel-sel saraf dalam sirkuit otak.)

GEJALA KECEMASAN
1. Mulut kering
2. Pusing dan mual
3. Ketakutan dan panic
4. Gelisah dan panik.
5. Sulit berkonsentrasi.
6. Tangan dan kaki berkeringat dingin
7. Jantung berdebar-debar tanpa alasan jelas
8. Rasa sakit dan nyeri pada tubuh.
9. Otot tegang, mual, mulut kering.
10. Kecemasan yang sulit dikontrol.
11. Kelelahan, akan tetapi sulit tidur.
12. Mudah marah dan terpancing emosi.
13. Tangan dan kaki kesemutan serta berkeringat.
14. Memikirkan dan melakukan perenungan tiada henti.

FAKTOR PENYEBAB :
1. Penyalahgunaan obat-obatan.
2. Genetik yang diturunkan dari keluarga.
3. Mengkonsumsi kafein yang berdampak pada kerja jantung.
4. Kondisi medis yang tidak stabil, seperti pada organ jantung, paru-paru, tiroid.
5. Lingkungan yang memicu stres dan membuat ketakutan, seperti lokasi dimana terjadi pelecehan, kekerasan, kematian.
6. Para peneliti menyimpulkan jika penyebab gangguan kecemasan berasal dari otak yang membentuk respon rasa takut melalui ingatan dan memori dari objek yang pernah dirasakan.

KLASIFIKASI KECEMASAN
1. Generalized Anxiety Disorder (GAD)/Gangguan Kecemasan Umum – Ini adalah gangguan berkepanjangan dan berlebihan terhadap situasi atau kejadian secara tidak spesifik. Pasien umumnya mengkhawatirkan segala macam hal secara berlebihan dan merespon dengan berlebihan. Contohnya, pasien dengan gangguan ini mengkhawatirkan masalah keuangan, kesehatan, pekerjaan, atau keluarga namun tidak bisa menentukan hal apa yang sebenarnya mereka khawatirkan.

2. Panic Disorder / Panik yang Tidak Normal – Pasien dengan gangguan ini menderita serangan rasa takut dan panik secara cepat dan tiba-tiba.

3. Phobia – kondisi ini memiliki karakteristik rasa takut yang tidak diketahui mengapa terhadap suatu objek, situasi, atau makhluk hidup. Contohnya, takut ketinggian, takut ruangan sempit, takut terhadap laba-laba, atau takut terhadap binatang melata. Tidak seperti GAD dimana pasien tidak bisa menentukan apa yang dia khawatirkan, pasien phobia dapat dengan jelas menentukan apa yang dia takutkan. Walaupun apa yang mereka takutkan terkadang irasional, pasien tetap tidak bisa mengontrol rasa takut mereka.

4. Social Anxiety Disorder/Gangguan Kecemasan dalam Bersosialisasi – Biasa disebut phobia sosial, gangguan ini terjadi saat pasien berada dalam situasi bersosialisasi. Pasien merasa gelisah dan terlalu sadar diri terhadap penampilan, perilaku, sikap, ataupun perkataan pribadi jika dihadapkan dengan seseorang. Umumnya, pasien menghindari perkumpulan sosial karena takut memalukan diri sendiri dan dipandang oleh orang lain.

5. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)/Gangguan Perilaku Obsesif – Gangguan ini adalah perilaku dan pemikiran yang membuat gelisah dan repetitif. Contohnya, beberapa pasien begitu terobsesi dengan tangah yang bersih sehingga mereka selalu mencuci tangan setiap jam atau melihat tangan orang lain kotor mereka juga merasa gelisah. Pasien yang menderita gangguan ini menyadari apa yang mereka lakukan itu tidak seharusnya namun tetap tidak bisa mengkontrolnya.

6. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)/Gangguan Post-traumatic – Gangguan ini disebabkan oleh kejadian masa lalu yang menyebabkan trauma berat seperti kecelakaan, pemerkosaan, atau menyaksikan tindak kriminal. PTSD sering menyebabkan perubahan perilaku dan sikap dengan harapan dapat menghidar dari penyebab trauma.

7. Separation Anxiety Disorder/Ganguan Kecemasan dalam Perpisahan – Pasien dengan gangguan ini akan mengalami kecemasan berlebihan dan kepanikan berlebihan ketika mereka berpisah dengan seseorang atau suatu tempat yang memberi rasa aman kepada pasien.

PENUNJANG DIAGNOSA
1. Pemeriksaan fisik test darah dan urine
2. Pemeriksaan mental

PENGOBATAN KECEMASAN
1. PSIKOTERAPI
a. Cognitive behavioral therapy (CBT), yaitu terapi untuk pasien gangguan kecemasan agar mereka dapat mengenal dan mengendalikan pola pikir serta perilaku yang mengarah pada ketakutan berlebih.
b. Exposure therapy, yaitu terapi berupa aktivitas dan kegiatan tertentu yang disesuaikan dengan ketakutan pasien, agar penderita gangguan kecemasan mampu beradaptasi di sebuah lingkungan tanpa rasa khawatir. Model terapi ini cocok untuk gangguan lebih lanjut seperti fobia dan post-traumatic stress disorder (PTSD).

2. SUPPORTIF TERAPI
Pengobatan alternatif ini berfungsi untuk mengelola stres dan mengobati kecemasan. Aktivitas pendukungnya adalah yoga, meditasi, hingga membuat strategi untuk hidup secara mindfulness.

3. MEDIS TERAPI
Obat-obatan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut benzodiazepine, anti depresan, dan beta blocker. Beta blocker berfungsi untuk meredakan debar jantung berlebih yang menyebabkan gangguan pada kondisi fisik seseorang

Dengan perkataan lain :Kecemasan merupakan respon normal dalam menghadapi situasi sulit. Bahkan, rasa cemas dapat membantu jika situasi yang membutuhkan respon “lawan atau lari” terjadi. Respon “lawan atau lari” adalah suatu respon yang diatur oleh hormon adrenalin yang akan menentukan apakah Anda harus “lawan” atau “lari” dalam situasi genting. Namun, jika respon ini berlebihan dan berkepanjangan atau menjadi terlampau paranoid terhadap masalah kecil, Anda mungkin mengalami gangguan kecemasan.
Dengan penjelasan singkat ini, anda bisa membela apa yang dikenal kecemasan fisiologi atau kecemasan patologis,semoga bermanfaat gunz bagi kita semua,
RobertoNews 1795 《9.5.24 (06.30)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait