CEO BeritaLima Berikan Tips Pada Pernikahan Angga & Anggi

  • Whatsapp

JAKARTA, beritaLima – Prayoga Dwikurnia yang biasa di panggil Angga putra Ketua Umum (Ketum) Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI), Taufiq Rahman, S.Sos. Telah mengakhiri masa lajangnya dengan mengarungi bahtera kehidupan bersama wanita yang disuntingny. Dia adalah Anggi Junia, Putri keturunan Minang anak dari pasangan Aguslim Saad seorang pensiunan TVRI pusat asal kota Bukittinggi Sumatera barat.
Resepsi pernikahan kedua mempelai Prayoga Dwikurnia bersama Anggi Junus berlangsung di Auditorium Merauke Ditjen Bea Cukai, Jl. Jend Ahmad Yani By Pass Jakarta Timur, Minggu (18/12/ 2016).
Melengkapi kebahagiaan yang akan menjadi kenangan hidup sepanjang zaman, Taufik Rachman didampingi istri tercintanya Lita Sahara pun menyandingkan kedua mempelai itu dalam acara adat Minang yaitu upacara “Baralek Gadang” sebagai ungkapan rasa syukur serta berbagi kebahagiaan bersama seluruh kerabat, relasi, handaitaulan serta sanak saudaranya.
Taufiq Rahman mengaku sangat berbahagia atas pernikahan putranya, dan berharap itu menjadi pernikahan untuk yang pertama dan terakhir kalinya serta menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.
“Sudah lama saya ingin menjadi bagian dari orang Minang, sehingga saya berharap bisa mendapatkan menantu orang Minang. Dan Alhamdulillah sekarang kesampaian juga,” ujarnya, tanpa menyebut alasannya.

Meski tak menyebutkan alasannya, namun sebagai Ketua Umum Organisasi Nasional ini memang kerap melakukan kunjungan kerjanya ke Sumatera Barat.
“Kini Kebahagiaan lengkaplah sudah, semoga berbahagia dengan menjadi Keluarga yang sakinah, Mawaddah Warahmah. Selamat Menempuh Hidup Baru”
Sebelumnya akad nikah tersebut berlangsung Minggu pagi di kediaman Johar Baru, Jakarta Pusat, dengan didahului adat Betawi berupa ondel-ondel dan palang pintu dan dilanjutkan dengan pemberian nasehat petkawinan oleh Ustad Fais.

Atas Nama Pengurus IPJI Jatim dan beritalima.com kami mengucapkan selamat atas pernikahan Angga & Anggi, semoga menjadi keluarga bahagia dan menjadi keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah.

“Atas Nama IPJI Jatim dan Media beritalima.com kami mohon kami ucapkan selamat dan semoga dalam mengarungi bahtera rumah tangga tentulah terkadang ada gesekan – gesekan dalam rumah tangga, namun kami berharap dapat diselesaikan secara musyawarah dan ikuti tips saya di beritalima.com, Insya Allah akan menjadi Keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah” Ujar CEO Beritalima.

Berikut : Tips Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah

Oleh : Moch. Efendi, SH

Kita sering menyaksikan infotainment di TV, banyak selebritis yang kawin-cerai. Kayaknya sepele banget, sepertinya urusan yang satu ini cuma urusan administrasi saja.
Dalam tulisan ini, penulis tak hendak menjadi pengamat atau biang gosip bagi selebritis, tapi lebih pada kepentingan untuk memotivasi kita semua agar dapat menciptakan keluarga yang rukun dan damai. Karena sesungguhnya, bukan hanya selebritis yang bisa kawin-cerai, tapi masyarakat biasa juga bisa. Jika saja mereka mengerti betapa pentingnya mempertahankan sebuah perkawinan, apalagi buat kita yang beriman pada Allah swt, tentu pertimbangan yang sangat matang menjadi acuan utama.

Kadang kala hanya karena masalah kecil, mereka harus akhiri perkawinan dan anak-anak jadi korban sifat egois dan keangkuhan orang tua. Entah apa yang bisa kita pahami, lagi-lagi alasan hak asasi atau urusan pribadi dan hal lain sehingga orang lain sulit memberikan masukan. Apalagi disaat hati sedang “panas”, wahh..tentulah sulit untuk bisa memberikan bantuan moral.

tentu kita sering menghadiri acara pernikahan teman sejawat atau keluarga kita dan sesering itu pula kita mendengar doa orang tua yang ingin anak-anak mereka dapat menjadi keluarga sakinah ketika menikah. Keluarga yang sakinah dan selalu penuh rahmat..begitu do’a para “sepuh”.

Menurut kaidah bahasa Indonesia, s akinah mempunyai arti kedamaian, ketentraman, ketenangan, kebahagiaan. Jadi keluarga sakinah mengandung makna keluarga yang diliputi rasa damai, tentram, juga bahagia (mudah-mudahan bahagia lahir bathin).

Dari kata sakinah, kita dapat maklumi bahwa do’a para sepuh tadi adalah menginginkan suasana damai dalam rumah tangga. namun sering kedamaian dalam rumah tangga menjadi rusak hanya karena tidak adanya saling pengertian antara suami dan istri; apalagi kalau sudah menyangkut urusan materi. Berikut tips untuk menciptakan keluarga sakinah.

Penulis pernah dapatkan beberapa tips tentang bagiamana menjadi keluarga yang sakinah ini ketika mengikuti ceramah/khutbah di sebuah masjid di Jawa barat dan semoga berguna bagi kita semua :
1. ketika kita melamar ‘sang pujaan’ untuk menjadi istri, kita bukanlah sedang melamar/meminta kepada orang tua/wali si gadis; tetapi kita sedang meminta kepada Allah swt melalui orang tua/wali si gadis.
2. ketika kita menikah, kita bukanlah menikah di hadapan penghulu tetapi menikah di hadapan Allah swt.
3. ketika resepsi pernikahan berlangsung, catatlah dan hitunglah para undangan yang hadir untuk mendo’akan kita saat itu.Hal ini perlu kita lakukan dan pikirkan lebih dalam jika kita akan/sedang/sudah berpikir untuk bercerai, karena itu berarti kita harus meminta maaf kepada mereka karena telah menyia-nyiakan do’a mereka.
4. Selama menempuh hidup berkeluarga, sadarilah bahwa jalan yang akan kita lalui tidaklah melulu jalan yang bertabur bunga kebahagiaan tetapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.
5. ketika biduk rumah tangga oleng, janganlah saling berlepas tangan; tetapi sebaliknya justru semakin erat berpegangan tangan.
6. ketika kita belum dikaruniai anak, cintailai istri atau suami dengan 100 % sepenuh hati.
7. ketika sudah mempunyai anak, jangan bagi cinta kepada suami atau istri dan anak-anak dengan beberapa bagian tetapi cintailah suami-istri dan anak-anak dengan masing-masing 100% sepenuh hati.
8. ketika ekonomi keluarga belum membaik, yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami istri kepada Allah Swt (banyak juga kaum istri yang tidak tahan dengan kondisi serba kekurangan materi dan akhirnya memilih pergi).
9. ketika ekonomi sudah membaik, jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi ketika menderita (justru godaan banyak terjadi disini, ketika hidup susah; suami selalu setia namun ketika sudah hidup mapan dan bahkan lebih dari cukup, suami sering melirik yang lain dan bahkan berbagi cinta dengan wanita yang lain)
10. ketika anda adalah suami, boleh bermanja-manja bahkan bersifat kekanak-kanakan kepada istri dan segeralah bangkit menjadi pria perkasa secara bertanggung-jawab ketika istri membutuhkan pertolongan.
11. ketika anda seorang istri, tetaplah anda berlaku elok, tampil canti dan gemulai serta lemah lembut, tetapi harus selalu siap menyeleaikan semua pekerjaan dengan sukses.
12. ketika mendidik anak, jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.
13. ketika anak bermasalah, yakinlah bahwa tidak ada seorang anak pun yang tidak mau bekerjsama dengan orang tua, yang ada adalah seorang anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
14. bagi anda wanita, ketika ada PIL, jangan diminum, cukuplah suami anda yang menjadi “obat”.
15. bagi anda lelaki, ketika ada WIL, jangan pernah ajak berlayar sebiduk berdua ke samudra cinta, cukuplah istri anda sebagai pelabuhan hati.
16. ketika kita menjadi keluarga yang sakinah, contohlah keluarga rasululloh saw.
nah, itulah tips yang mungkin bisa bermanfaat. memang lebih mudah menulis dari pada melakoni. tapi paling tidak, rasa hormat dan saling menghormati antara suami- istri serta saling mengerti hak dan kewajiban adalahs syarat mutlak untuk menjadi sakinah. yang paling berarti bagi kita jika hendak berlayar ke samudra kehidupan adalah ‘keimanan”, sehingga ombak yang besar sekalipun bisa kita lalui dengan sukses meski harus basah kuyup.
(Red)

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *