BATANG – Deru suara mesin mobil minibus terdengar garang memompa energi. Roda-roda berputar menggilas aspal meninggalkan Kota Semarang selepas petang.
Melalui Pintu Gerbang Tol Krapyak, minibus bernomor plat RI 75 beserta tiga mobil rombongan lainnya melesat menuju ke arah barat. Tuas gas terus digenjot. Kecepatan rata-rata 100 kilometer per jam, terkadang lebih.
Terus melaju menjauhi Kota Atlas, rombongan itu melintas melewati Kabupaten Kendal, kemudian masuk ke wilayah adminsitrasi Kabupaten Batang.
Beberapa menit berselang, iring-iringan mobil yang dikawal ketat oleh Patwal Polisi Militer itu segera menurunkan kecepatan dan masuk ke _rest area_ KM 360 di wilayah Subah, Batang.
Sesaat setelah mobil benar-benar berhenti, penumpang minibus RI 75, Letnan Jenderal Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turun dan menuju ke sebuah Rumah Makan Padang untuk mengisi energi yang terbuang.
Selepas santap malam, Doni tak lantas bergegas melanjutkan perjalanan. Bersama jajarannya, Doni memilih untuk ‘berkantor’ sejenak di sebuah ruangan kaca di samping kiri Rumah Makan tadi.
Dalam ruangan ‘kantor dadakan’ berukuran kurang lebih 3×5 meter itu, Letjen Doni yang juga memangku jabatan sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengikuti rapat virtual yang dipimpin oleh Menteri Koodinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
Rapat secara tertutup itu menyinggung tentang perkembangan RS Darurat Pulau Galang dan Wisma Atlet. Di sisi lain, rapat juga membahas tentang perihal produksi alat tes _Polymerase Chain Reaction_ (PCR) di dalam negeri.
Selain Ketua Gugus Tugas, rapat juga diikuti oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.
Kemudian Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan para perwakilan Kementerian/Lembaga lainnya.
Rupanya, salah satu alasan kenapa Letjen Doni lebih memilih kembali ke markas Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB Jakarta melalui jalur darat tak lain juga untuk menghadiri rapat secara virtual membahas perihal penanganan COVID-19 bersama para menteri dan Panglima TNI tadi.
Sembilan jam sebelumnya, Letjen Doni Monardo mendampingi Presiden RI Joko Widodo saat memimpin rapat koordinasi dan penanganan COVID-19 bersama bupati dan wali kota se-Provinsi Jawa Tengah di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Tengah, Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang.
Untuk diketahui, Letjen Doni menuju Semarang bersama rombongan RI 1 dengan pesawat kepresidenan _Boeing Bussiness Jet_ (BJJ) dari Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta menuju Lanud Ahmad Yani Semarang pada Selasa Pagi (30/6). Namun ikhwal kepulangannya, Doni memilih kembali menuju ke Jakarta melalui jalur darat pada hari yang sama.
Dalam upaya memerangi COVID-19, sejak awal Letjen Doni memang totalitas dan mengedepankan profesionalisme. Seperti rapat di kantor dadakan di _rest area_, Doni tak mau ketinggalan barang semenit saja mengikuti tiap-tiap materi pembahasan yang disampaikan dalam rapat tersebut.
Perihal Letjen Doni yang berkantor secara dadakan di _rest area_ juga bukan menjadi soal baginya. Justru hal itu menjadi implementasi dari tugas seorang pejuang dan panglima perang dengan semangat 55.
“Sudah, tidak apa-apa. Di sini saja” katanya sembari menyiapkan materi.
Semenjak Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Ketua Gugus Tugas Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 7 tahun 2020, Doni bahkan tak pulang ke rumah, melainkan menjadikan kantor di Graha BNPB menjadi rumahnya.
Terlepas apa yang sedang dipikul dipundaknya sebagai panglima perang melawan COVID-19, Doni selalu meminta agar seluruh komponen dapat bersama-sama berjuang melawan penyebaran virus SARS-CoV-2.
Dalam hal ini, penanganan bencana katogori non-alam pandemi COVID-19 tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah saja, melainkan juga perlu kolaborasi dari unsur yang lainnya seperti dunia usaha, komunitas, media massa dan utamanya adalah masyarakat.
Sebagaimana yang diketahui bahwa pandemi COVID-19 tidak hanya menyerang aspek kesehatan saja, melainkan juga menggerus roda perekonomian.
Oleh sebab itu, pemerintah selalu berusaha agar penanganan COVID-19 dan stabiitas ekonomi dapat berjalan beriringan dengan mengutamakan aspek kesehatan.
Sehingga dalam hal ini, Doni selalu meminta agar protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak aman, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat diterapkan dan menjadi adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat.
Menurut Doni, tiga kata yang menjadi kunci keberhasilan penanganan COVID-19 adalah disiplin, disiplin dan disiplin.
Seusai mengikuti rapat virtual, rombongan kemudian meninggalkan _rest area_ pada pukul 20.52 WIB untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Belum lama ketika mobil rombongan kembali membelah kegelapan malam beriring-iringanan, seluruh jajaran sudah menerima pesan pendek yang berisi jadwal kegiatan bersama Ketua Gugus Tugas esok hari. Tentunya seluruh agenda itu masih berurusan dengan COVID-19.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, bahwa “perjuangan melawan COVID-19 belum usai”.