ACEH, Beritalima.com-Perayaan Hari Raya Idul Adha berawal dari zaman dulu cerita Nabi Ibrahim yang saat itu berkurban, hal tersebut disampaikan Ketua Umum Forum bersama Aceh Meusaboh( Forbes Amsa) Tgk Muhammad Jafar, M.Daud, Minggu-11-09-2016. Di Banda Aceh
Menutrnya, Nabi Ibrahim merasa itu berjanji kepada Allah, bahkan beliau berjanji pada diri sendiri bahwa beliau akan rela menyembelih anaknya sendiri seandainya dikaruniai seorang anak laki laki atau perempuan.
Sumpah Nabi Ibrahim ini diucapkan karena istrinya saat itu, Sarah, belum memiliki anak meskipun sudah lama menikah dengan Ibrahim. Kemudian Ibrahim diperintah untuk menikahi Siti Hajar. Itulah awal mula sejarah Idul Adha.
Tidak lama setelah menikah dengan Hajar, kemudian beliau dikaruniai anak yang bernama Ismail. Sampai pada suatu malam, nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah dari Allah untuk memenuhi nadzarnya yaitu menyembelih anaknya. Meskipun sempat bingung, akhirnya Ibrahim menaatinya. Ismail yang kala itu berusia 7 tahun pun ikhlas menerimanya.
Meskipun nabi ibrahim sempat kebingungan di masa itu, dia tetap melaksanakan perintah Allah, dikalapun Anaknya Yang harus di sembelih untuk Kurban, dikarenakan sudah berjanji dengan Allah.
Disisilain di Aceh bahkan dunia ini Idul Adha biasanya diperingati dengan Sholat Id. Meskipun beberapa kelompok kadang memiliki perbedaan hari dalam menentukan tanggal hari raya, tetapi tidak ada perbedaan tata cara pelaksanaan Sholat Id. Biasanya, Sholat Id dilakukan di lapangan atau Masjid. Ungkap Jafar.
Dia menmbahkan tahun ini di Aceh Hari raya Idul Adha atau biasa disebut hari Kurban karena identik dengan penyembelihan hewan kurban dirayakan umat Islam di Aceh setiap tanggal 10 Dzulhijjah yang tertera dalam Kalender Masehi, kalau kita lihat di kalender Hijrah tidak teratur tanggalnya itu menurut hari jatuh 10 Dzulhijjah,’’(**)