Cerita Niken Dimasa Pandemi Covid-19, Tekuni Program WUB di Bidang Menjahit

  • Whatsapp
Foto : Fanikenz Novbrianti.

PAMEKASAN, Beritalima.com| Dimasa pandemi covid-19 tentunya para pegusaha menenga ke bawah harus mengalami ke sulitan untuk mengembangkan wirausahanya. Hal ini nampaknya dirasakan salah satu pengusaha catering Fanikenz Novbrianti C.A (36) warga Pamekasan yang beralamat di Jalan Tumenggungan, Kelurahan Parteker, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Pemilik usaha catering yang sudah berjalan belasan tahun ini harus mengalami penurunan. Niken, panggilan akrab Fanikenz Novbrianti ini mengaku, sejak adanya pandemi covid-19 pesanan tidak sebanyak sebelum-sebelumnya. Akhirnya omzet daripada cateringnya mengalamin penurunan.

Bacaan Lainnya

“Selama pandemi covid-19 ini, usaha catering saya mengalami penurunan yang sangat signifikan,” katanya.

Niken, yang memiliki tekad kuat untuk tetap survive dalam kondisi apapun, dan kebetulan ia mendapatkan informasi bahwa Pemkab Pamekasan memiliki program pelatihan bagi Wirausaha Baru (WUB) melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans), akhirnya Niken mendaftarkan diri dan mengikuti pelatihan tersebut.

“Usaha catering tetap saya jalankan. Untuk menjahit sebagai upaya untuk bisa mengembangkan usaha saya yang lainnya,” tuturnya.

Ia mengaku, dirinya selalu menyukai tantangan baru, termasuk menjadi seorang penjahit seperti yang ia tekuni saat ini.

“Karena menjahit baju itu unik. Kita dituntut untuk teliti. Misalnya saat mengukur dan memotong baju sebagaimana permintaan pelanggan,” ucap Niken.

Awalnya, Niken tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang teknik menjahit. Tapi rasa ingin tahu, setelah melihat beberapa orang temannya menjadi penjahit, menggugah keinginan perempuan berjilbab ini untuk menekuni dunia usaha jenis ini.

Niken bercerita, ia terpilih sebagai salah satu dari sekian peserta pelatihan. Ada beragam pilihan pelatihan saat itu, mulai dari pelatihan tentang tata rias, tata boga, desain, dan pelatihan menjahit, hingga membuat kue atau memasak.

“Kalau soal memasak saya sudah punya ilmunya, jadi saya pilih pelatihan menjahit karena saat itu dirasa lebih pas dengan saya,” tutur ibu tiga orang anak ini.

Selama 20 hari, lanjut Niken, ia menjalani pelatihan yang dibina oleh beberapa mentor handal, membuat Niken cepat menguasai teknik menjahit yang ia pilih.

Ketekunannya pun membuatnya berhasil menjahit pakaian jenis gamis, setelan atas bawah, hem batik, hingga mukenah yang sebelumnya tidak pernah tahu sama sekali.

Kini ia hanya memerlukan pengembangan keterampilan, serta memperluas jaringan untuk menjaring pelanggan. “Alhamdulillah dari beberapa famili sudah mesan jahitan mukenah, dan gamis,” ungkap Niken.

Keterampilan menjahit yang dimiliki Fanikenz Novbrianti tidak lepas dari kebijakan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Wakilnya Raja`e yang telah menjadikan program Wirausaha Baru (WUB) sebagai program prioritas dalam berupaya mengembangkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Pamekasan ini.

Niken merupakan sebagian dari peserta WUB yang kini telah merasakan secara langsung manfaat program bupati muda Pamekasan ini.

Bagi Niken, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian warga Pamekasan melalui program nyata dan terukur, bukan isapan jempol belaka, akan tetapi benar-benar terwujud di lapangan.

“Ingin rasanya menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung pada bupati,” katanya.

Ibu 3 anak ini menilai, program WUB merupakan terbosan yang hebat untuk mengajarkan agar masyarakat bisa berwirausaha. Kepedulian Bupati Baddrut Tamam kepada masyarakat Pamekasan memang tidak ditunjukkan dengan selalu terjun ke lapangan secara langsung, akan tetapi melalui program nyata dan terukur yang hasilnya langsung dirasakan oleh masyarakat Pamekasan.

“Bagi kami sekeluarga, program yang digagas oleh Pak Bupati ini luar biasa, karena di zaman sekarang, seseorang itu masih mempunyai kecenderungan untuk bekerja kepada orang lain,” terangnya.

Program Wirausaha Baru yang dicanangkan Bupati Pamekasan menurutnya adalah berupaya menciptakan usaha mandiri, yakni dengan menciptakan lapangan pekerjaan, bukan mencari lapangan pekerjaan.

“Makanya kami sangat apresiatif,” ujarnya.

Salah satu momen saat pelatihan WUB yang diikuti oleh Fanikenz Novbrianti.
Tidak hanya itu saja, Niken juga memberikan apresiasi kepada ketelatenan para mentor serta fasilitator pelatihan yang tetap intens menjalin komunikasi. Sesekali para peserta WUB juga diberikan orderan dari beragam keterampilan yang dimiliki.

Para mentor dan fasilitator program tidak meninggalkan begitu saja para peserta program WUB yang telah mengikuti pelatihan, akan tetapi terus memberikan pembinaan secara berkesinambungan, saling mengingatkan dan saling membantu.

“Ada nilai gotong royong yang tertanam kuat melalui program ini. Komunikasi tidak berhenti saat pelatihan itu selesai. Kadang para peserta itu dihubungi saat ada orderan dari pelanggan, itu yang membuat saya bangga pada program WUB ini,” katanya.

Niat Faniken untuk memperbesar usahanya dan mengajak warga sekitar untuk aktif berwirausaha semakin kuat. Terlebih saat pelatihan juga disampaikan oleh sejumlah pemateri bahwa wirausaha memiliki peran penting dalam menumbuhkan ekonomi mandiri masyarakat.

Tanggung jawab Pemkab Pamekasan agar peserta pelatihan bisa berkembang dengan baik melalui bantuan alat dari Bank Jatim, menurutnya sebagai salah satu pemicu serta sebagai bentuk tanggung jawab moral dirinya untuk ikut proaktif membantu Pemkab Pamekasan mengkampanyekan pentingnya berwirausaha.

Kenginan itu, ia juga niatkan untuk ikut andil dalam pengentasan angka pengangguran dengan memperkejakan orang lain, saat dirinya banjir pesanan.

“Kalau soal modal tidak usah pusing, apalagi Pemkab Pamekasan sudah siap menfasilitasi dengan pinjaman modal usaha yang dikerja samakan dengan Bank hanya dengan bunga 1 persen,”pungkas[An]

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait