SURABAYA, beritalima.com|
Mahasiswa Universitas Airlangga tak henti-hentinya datangkan prestasi membanggakan. Ialah Rafida Mumtaz dan Zurinda Dwi Nur yang berhasil menyabet gelar juara II dalam Kompetisi Esai Nasional Festival Fossi, yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Lampung pada Sabtu (29/10/2022).
Dengan tema Mewujudkan Generasi Muda yang Berjiwa Qurani dalam Membangun Intelektualitas dan Spiritual Menuju Generasi Emas, kedua mahasiswi tersebut mencetuskan suatu gagasan bertajuk “Relive: Aplikasi Penatalaksanaan Perawatan Paliatif dengan Spirit Islam”.
Keduanya menggagas aplikasi tersebut lantaran rasa prihatin terhadap kondisi penderita penyakit terminal yang begitu tinggi tetapi belum ada perawatan paliatif yang memadai. Aplikasi Relive diciptakan sebagai upaya untuk melengkapi gap tersebut dalam dunia kesehatan di Indonesia.
“Jadi, kami melihat angka penderita penyakit terminal di indonesia itu tinggi tapi masih belum ada perawatan paliatif yang memadai, bahkan cenderung kurang difasilitasi terutama untuk umat muslim,” kata Rafida.
Dalam gagasan yang diusung, kedua mahasiswa ini mencoba mengolaborasikan antara ilmu kesehatan dengan nilai-nilai islami yang tercantum dalam fitur-fitur aplikasi Relive. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung dan meningkatkan kualitas perawatan paliatif penderita penyakit terminal dengan berdasarkan spirit Islam.
“Kami menggagas ide aplikasi Relive yang mana aplikasi ini bisa digunakan untuk mendukung perawatan paliatif yang didasarkan pada spirit Islam. Harapan kami, dengan adanya aplikasi ini, semoga dapat meningkatkan perawatan paliatif pada penderita penyakit terminal, utamanya pada umat muslim,” terang Rafida.
Rafida menjelaskan bahwa aplikasi Relive terdiri dari beberapa fitur, misalnya fitur murottal, podcast spiritual, fitur tantangan beribadah, fitur zikir, serta fitur story for you. Menariknya, fitur story for you dalam aplikasi Relive itu berisikan kumpulan foto atau momen pasien yang terintegrasi dengan google photos sehingga menciptakan kesan kembali ke masa-masa indah pasien. Dengan fitur-fitur tersebut, pasien diharapkan dapat menemukan alasan untuk bertahan hidup dari terapi mandiri serta aktivitas mengenang masa lalu yang mengesankan.
Bangga dengan prestasi yang diraih, Rafida dan Zurinda berharap hasil dari kompetisi itu dapat terus menjadi cambuk semangat untuk terus menulis dan berinovasi. Tak hanya itu, keduanya juga berharap bahwa gagasan yang mereka cetuskan dapat diimplementasikan untuk kebermanfaatan umat.
“Harapannya, setelah menjuarai kompetisi ini, semoga hasil yang didapat ini bisa menjadi cambuk semangat untuk terus menulis dan berinovasi. Kami juga berharap semoga aplikasi Relive ini bisa diimplementasikan kelak untuk kebermanfaatan umat,” tutupnya. (Yul)