Caption:
dosen Politik Digital Universitas Airlangga (Unair) Febby Risti Widjayanto SIP MSc
SURABAYA, beritalima.com|
Hari demi hari, kemajuan teknologi kian tak terbantahkan. Baru-baru ini, media sosial diviralkan dengan munculnya platform ChatGPT. Bagaimana tidak, chatbot artificial intelligence (AI) buatan OpenAI itu mampu menjawab aneka pertanyaan pengguna dengan bahasa yang luwes layaknya bahasa manusia.
Merespons hal itu, dosen Politik Digital Universitas Airlangga (Unair) Febby Risti Widjayanto SIP MSc menilai bahwa teknologi ChatGPT memiliki nilai politis, terutama dalam mempromosikan sebuah pandangan ekonomi dan politik tertentu.
“Teknologi tidak pernah muncul dalam bentuk sebuah produk yang langsung sekali jadi, tetapi mengalami beberapa tahapan yang melibatkan proses penyempurnaan dari periode ke periode hingga pada tahap yang paling maju,” ujar Febby.
“Desain dan perkembangannya tentu adalah hal yang sengaja direncanakan dan diciptakan. Dalam kacamata politik digital inilah yang dimaksud dengan teknologi yang sifatnya tidak bebas nilai (value-free),” sambungnya.
Makin Canggih Makin Tunjukan Performa
Febby melanjutkan, jika perkembangan ChatGPT sudah berada pada tahap yang sangat canggih, maka platform tersebut akan semakin memperlihatkan performanya. Dalam hal ini, ChatGPT memiliki kemampuan dalam berbahasa, berkomunikasi, dan bercakap-cakap layaknya kemampuan berbahasa manusia pada umumnya.
“Kecanggihan yang dapat membantu banyak sekali pekerjaan utamanya di bidang penyimpanan, pengumpulan, dan penyusunan informasi yang bermuara pada pengetahuan ini tidak terlepas dari orientasi efisiensi tenaga kerja yang dibawa oleh pandangan ekonomi politik seperti fordisme modern dan konsumerisme,” tuturnya.
Menurut alumnus Manchester University itu, pandangan ekonomi politik tersebut akan selalu terobsesi pada efisiensi tenaga kerja manusia dan memaksimalkan produk yang telah ditentukan standarnya.
Dalam konteks ini, standar yang digunakan adalah model NLP (Natural Language Processing) yang dilatih dengan dataset berupa teks berukuran kurang lebih 40 Gigabyte.
Berdampak pada Banyak Aspek
Pada akhir, Febby menyebut bahwa kehadiran ChatGPT akan berdampak pada banyak aspek, seperti sektor keuangan, kesehatan, pendidikan, pemrograman, jurnalisme, desain grafis, dan lain sebagainya.
“Pada kenyataannya, ChatGPT bisa melakukan tugas-tugas seperti memberikan informasi tentang kesehatan, analisis sederhana mengenai sebuah kondisi keuangan perusahaan, menulis sebuah berita dan tulisan lainnya, serta menggambar sebuah bentuk berdasarkan instruksi yang diberikan,” pungkasnya. (Yul)