Surabaya, beritalima.com – Menciptakan masyarakat mandiri dan berwirausaha, apalagi tanpa modal tidak semudah membuka telapak tangan. Namun, hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil apabila mendapat dukungan penuh untuk mewujudkannya.
“Asalkan dengan kemauan dan ketekunan, saya yakin hal itu bukan sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan,” kata Agung Jayadi saat berbincang terkait program masyarakat mandiri dalam usaha dan berwirausaha tanpa modal, Jumat (23/2/2018).
Direktur CV Multi Pangan Mandiri (MPM) ini mengungkapkan, rintisan program masyarakat mandiri dalam usaha tanpa modal tersebut tetap melalui pendampingan edukasi tentang cara mengelola dan mengembangkannya. Dengan harapan, muncul budaya berbisnis mandiri yang bisa ditularkan ke seluruh lapisan masyarakat.
“Untuk awalan, program masyarakat usaha mandiri ini, kami namai ‘Nyomod’ atau Nyoklat Modern,” tutur Agung, sapaan akrabnya.
Nyomod ini, lanjut Agung, bisa melibatkan banyak orang, khususnya masyarakat menengah ke bawah yang ingin maju dalam usaha. Dengan kata lain, Nyomod menyediakan yang diperlukan dalam berwirausaha mandiri tanpa harus berpikir modal, termasuk bahan bakunya.
“Seratus persen tanpa modal, karena seluruh kebutuhan berusaha, mulai kedai, termos, dispenser serta keperluan lainnya, kami yang menyediakan. Kalau bahan bakunya habis, bisa didapatkan di tempat kami,” tutur pengusaha muda berkacamata ini.
Nyomod, atau usaha kedai minuman coklat ini, kata Agung, memiliki potensi bisnis yang menjanjikan dan berpeluang menghasilkan pendapatan serta nilai tambah bagi pelaku usahanya. Sebab, pangsa pasar yang ditawarkan sangat kompetitif dengan harga jual yang bersaing dan terjangkau.
“Ya. Melalui Nyomod, kami ingin menawarkan minuman bersaing dengan harga yang seminim mungkin dan semurah mungkin, agar bisa dijangkau serta dinikmati masyarakat luas,” ingatnya.
Apakah tidak ada syarat? Agung mengatakan, masyarakat yang berminat berwirausaha tanpa sepeser kocek itu tidak perlu ribet menyiapkan persyaratannya. Dijelaskan, calon usahawan mandiri yang ingin mengelola dan mengembangkan Nyomod, cukup menyediakan tempat serta identitas diri yang diperlukan sebagai data awal.
“Seperti KTP dan KK, cukup itu syaratnya. Untuk tempat, kami akan survei terlebih dahulu. Kalau misalkan kurang pas, kami tidak akan membatalkan, melainkan kami berikan saran lokasi yang paling sesuai,” jamin Agung.
Disinggung target kedepan dari program 100% tanpa modal ini, Agung mengungkapkan, Nyomod akan dikembangkan ke seluruh pelosok Jawa Timur. Namun, untuk mengawalinya, Surabaya dipilih sebagai pilot project untuk mengenalkan Nyomod sebagai program wirausaha masyarakat mandiri. “Yang pasti, target kami bisa mengembang secara nasional ke seluruh daerah di Indonesia,” katanya.
Namun demikian, Agung tetap berharap, ada perhatian dan dukungan pemerintah terhadap peluang usaha mandiri yang digagasnya tersebut. Dengan begitu, program yang dikemas dengan nama Nyomod ini mampu mensejahterakan dan diperbanyak lagi.
“Untuk sementara di Surabaya, sudah ada 7 titik kedai Nyomod, masing-masing di Karangmenjangan ada 2, Sidodadi 1, di Keputih ada 2 Nyomod, Mulyorejo 1 dan Jojoran 1 kedai Nyomod,” kata Agung atau kontak Panitia Penyelengara 081221781981. (Budi R).