Jakarta, beritalima.com| – CNN Indonesia bekerjasama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia untuk Indonesia ajak wartawan untuk lebih peduli tentang isu lingkungan, utamanya krisis iklim dan transisi energi. CNN atau Cable News Network, merupakan jaringan televisi berita digital dari Amerika Serikat dan di Indonesia bekerjasama dengan Trans Media dengan nama CNN Indonesia.
Acara yang digelar dua hari di Jakarta (28-29/11), ternyata banyak peminatnya, dimana 30 wartawan dari berbagai daerah ikut serta. Kegiatan serupa juga akan diselenggaakan di Makasaar, Sulawesi Selaran pada minggu pertama Desember 2024.
Masalah krisis iklim dan transisi energi di satu sisi banyak dirasakan dampaknya oleh masyarakat internasional, termasuk Indonesia. Namun disisi lain pemberitaannya masih minim. Hal ini menjadi salah satu latar belakang dibuatnya kegiatan penguatan wawasan untuk wartawan terkait isu lingkungan.
Revolusi Riza Zulverdi, Wakil Pemimpin Redaksi CNN Indonesia saat membuka kegiatan bertema “Memperkuat Kapasitas Wartawan Indonesia Soal Krisis Iklim dan Transisi Energi” didampingi Aidan Myatt, Second Secretary Kedubes Australia untuk Indonesia menyampaikan, pekerjaan rumah terberat bagi wartawan saat ini adalah membumikan isu krisis iklim dan transisi energi kepada masyarakat.
Harus diakui, bagi wartawan sendiri, masih banyak yang belum paham tentang berbagai istilah krisis iklim dan transisi energi secara detail. Sebut saja ada istilah perdagangan karbon, zero net emission, gas rumah kaca, dan lain sebagainya.
Salah satu narasumber, Dr. Ir. Hendra Iswahyudi M.Si, Direktur Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun mengakui, perlunya memberikan pemahaman yang lebih tepat kepada masyarakat juga tentunya wartawan.
Karena dari pemberitaan wartawan yang sering disajikan, diharapkan masyarakat pun mendapat pendidikan informasi yang tepat. Harapannya, isu lingkungan dengan berbagai dampaknya bisa dipahami dengan baik dan terus ditularkan ke masyarakat lebh luas.
Jurnalis: Abri/Rendy