Coding Camp powered by DBS Foundation Dukung Talenta Muda Indonesia Berkarya untuk Dorong Inklusivitas

  • Whatsapp

Platform Isyara buat belajar bahasa isyarat lebih mudah dan interaktif, ciptakan lingkungan inklusif untuk penyandang Tuli

Jakarta, beritalima.com – Meskipun jumlah penyandang disabilitas pendengaran di Indonesia diperkirakan lebih dari 2,5 juta orang, akses terhadap komunikasi inklusif masih tergolong terbatas. Banyak upaya telah dilakukan untuk memperkenalkan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) maupun Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), namun pilihan platform pembelajaran menarik dan interaktif masih minim. Padahal, keberadaan platform semacam ini berpotensi besar meningkatkan minat masyarakat untuk mempelajari bahasa isyarat sekaligus mendorong terciptanya interaksi yang lebih inklusif.

Menyadari kesenjangan ini, sekelompok talenta muda lulusan Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation menciptakan Isyara, platform web interaktif untuk belajar bahasa isyarat dengan cara seru, ringan, dan menyenangkan. Berbekal teknologi gesture recognition dan pendekatan gamifikasi, Isyara tak hanya dirancang untuk mempermudah pembelajaran, tetapi juga mempopulerkan bahasa isyarat sebagai bahasa universal yang dapat dipahami semua orang.

“Tujuan utama kami bukan hanya memudahkan masyarakat belajar bahasa isyarat, tetapi juga membuatnya populer dan dipahami lebih luas. Bahasa ini adalah bahasa universal yang selayaknya dimengerti semua orang, bukan sekadar keterampilan khusus bagi komunitas Tuli. Dengan Isyara, kami ingin menumbuhkan minat belajar sekaligus membuka jalan menuju komunikasi yang inklusif,” jelas Ketua Tim Isyara Nauval Gymnasti.

Isyara dinobatkan sebagai capstone project terbaik Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation atas keberhasilannya menghadirkan platform web interaktif dan real-time yang memungkinkan siapapun untuk belajar bahasa isyarat secara mandiri di mana pun dan kapan pun. Solusi ini hadir untuk menjawab keterbatasan media pembelajaran yang selama ini kaku dan sulit diakses, sekaligus mendorong komunikasi yang lebih inklusif bagi komunitas Tuli di Indonesia.

Perjalanan Isyara Mendorong Komunikasi Inklusif

Tim Isyara terdiri atas enam individu berbakat dengan motivasi tinggi untuk terus berkembang:

  • Nauval Gymnasti, Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Pendidikan Indonesia.

  • Davin Ghani Ananta Kusuma, Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Pendidikan Indonesia.

  • Rizka Alfadilla, Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Pendidikan Indonesia.

  • Dimas Rio Adisaputra, Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri.

  • Elisa Oktaviana, Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Negeri Jember.

  • Zidan Dwi Permana, Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Pendidikan Indonesia.

Meski begitu, perjalanan mereka membangun Isyara bukanlah jalan yang mulus. Keterbatasan teknis yang sempat dialami mengajarkan tim Isyara sebuah prinsip penting: teknologi terbaik adalah teknologi yang sederhana, ringan, dan inklusif. Filosofi ini menjadi dasar dari setiap pengembangan yang mereka lakukan, termasuk dalam pengembangan materi dan cara belajar.

Saat ini, pembelajaran pada platform Isyara baru mencakup materi alfabet. Ke depannya, tim Isyara juga akan menghadirkan materi kata dan kalimat sehari-hari hingga menjalin koneksi langsung dengan komunitas Tuli di berbagai daerah. Isyara juga akan menghadirkan Isyara Arena, sebuah fitur multiplayer yang memungkinkan pengguna untuk belajar bersama teman sambil berkompetisi secara interaktif. Tak hanya itu, platform ini dibuka sebagai proyek open source agar lebih banyak pihak dapat berkolaborasi untuk mempercepat terciptanya komunikasi yang lebih inklusif di kalangan masyarakat.

“Isyara adalah bukti nyata bagaimana talenta muda Indonesia bisa melahirkan solusi yang tak hanya inovatif, tapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat. Melalui Coding Camp powered by DBS Foundation, kami ingin terus mendorong lahirnya karya-karya yang mampu menginspirasi dan membawa manfaat luas guna mendukung komunitas rentan serta mendorong inklusivitas di masyarakat, sejalan dengan visi Bank DBS Indonesia sebagai Best Bank for a Better World,” ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika.

Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation sebagai Wadah Inovasi

Sejak digelar pada 2023, Coding Camp powered by DBS Foundation hadir sebagai program pelatihan teknologi terstruktur untuk mencetak talenta digital siap kerja di perusahaan teknologi maupun startup. Selama program berlangsung, para peserta dibekali tech skills, soft skills dan Bahasa Inggris yang multidisipliner, dalam, dan terkini untuk memulai karier sebagai full-stack developer ataupun AI/machine learning engineer.

Selain pelatihan teknis, peserta juga mendapatkan pengetahuan literasi keuangan langsung dari para ahli Bank DBS Indonesia. Tidak hanya itu, 103 karyawan Bank DBS juga berperan aktif sebagai pengajar kelas soft skills, menyumbangkan total 2.852 jam pembelajaran untuk mendukung pengembangan kemampuan peserta secara menyeluruh. Program ini merupakan bagian dari pilar keberlanjutan Bank DBS Indonesia yakni Impact Beyond Banking yang mendorong dampak positif di luar aktivitas inti perbankan.

Tahun ini, Bank DBS Indonesia bersama DBS Foundation melalui program Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation memberikan pelatihan teknologi intensif selama satu semester penuh kepada 3.000 mahasiswa dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta pelatihan dasar kepada 57.000 talenta digital di bidang Front-End & Back-End dan Machine Learning. Program ini berhasil melahirkan 30.864 kredensial mikro atau sertifikat kompetensi baru, mulai dari level dasar hingga mahir, yang siap memperkuat ekosistem talenta digital di Indonesia.

Coding Camp powered by DBS Foundation akan kembali hadir pada tahun 2026. Nantikan informasi pendaftarannya di bulan Oktober 2025 mendatang.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait