Sidoarjo, beritalima.com – Sekdaprov Jawa Timur Adhy Karyono memaparkan ekosistem dukungan dari Pemprov Jatim yang menunjang pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Timur. Ekosistem ini berupaya mewadahi dan menjawab tantangan yang dihadapi oleh UMKM di Jatim.
“Pemprov Jatim berusaha mendukung dan menjawab tantangan yang dihadapi UMKM dari hulu ke hilir, sesuai dengan tiga poin dalam Nawa Bhakti Satya yaitu Jatim Kerja, Jatim Berdaya, dan Jatim Agro,” ungkapnya dalam Gelar Wicara Pemberdayaan UMKM Kemenkeu Satu Jatim di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Jawa Timur I di Jl. Raya Bandara Juanda no. 39, Sidoarjo.
Adhy melanjutkan, ekosistem ini di antaranya berupa forum-forum penunjang skill seperti East Java Super Corridor (EJSC), Millenial Job Center (MJC), Kampus UMKM Shopee, Platform Pelatihan untuk pelaku
Koperasi UMKM “SI JAWARA+”.
Selain itu, produk-produk UMKM juga dipantau kualitasnya melalui Rumah Kurasi dari Bank Indonesia untuk proses kurasi UMKM. Ada juga platform belanja online yang seluruhnya diperuntukkan pada UMKM Jatim, yaitu Jatim Belanja Online (Jatim Bejo) yang merupakan platform pengadaan barang/jasa Pemprov Jatim.
Pemprov Jatim juga memberikan permudahan pendanaan dan perizinan pada UMKM. Seperti melalui Sistem Aplikasi Pengajuan Dana Bergulir (SAPDA)
Dinas Koperasi dan UKM Jatim (sapda.diskopukm.jatimprov.go.id) dan perizinan melalui OSS yang terintegrasi dengan DPMPTSP Provinsi Jatim.
Sekdaprov Jatim itu mengatakan bahwa pemberdayaan UMKM di Jatim sangat penting. Pasalnya, perekonomian di Jatim disokong oleh UMKM-nya yang berjumlah sekitar 9,78 juta.
“UMKM ini merupakan tulang punggung perekonomian Jatim yang turut serta berperan mewujudkan keseimbangan pembangunan ekonomi, baik antar kelompok, antar sektor, dan antar wilayah. Seperti misalnya, melalui ekspor dan misi dagang,” sebutnya.
“Jatim termasuk 10 provinsi yang bisa mengendalikan inflasi. Ini merupakan kontribusi dari salah satunya UMKM yang jumlahnya di Jatim ini mencapai 9,78 juta. Dari UMKM yang ada mampu berkontribusi bagi PDRB Jatim sebeswr 57,81%,” kata Adhy..
Adhy melanjutkan, bahwa ini tak lepas dari jumlah penduduk Jatim yang tinggi. Mau tidak mau, masyarakat perkotaan ini harus andil sebagai aktor ekonomi, salah satunya dengan membuka usaha sendiri. Ia menekankan, inilah yang menunjang perekonomian Jatim.
Ia pun optimis bahwa dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat meningkatkan kinerja UMKM, dan dengan itu membangkitkan perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat.
“Jatim beruntung tingkat residensinya tinggi. Sehingga pertumbuhan ekomoninya sangat tinggi yaitu 5,74%, karena sebagian besar penduduknya adalah aktor ekonomi. Itu usaha mereka memenuhi kebutuhan dasar, tapi disamping itu mereka juga menciptakan lapangan kerja sehingga perekonomian daerah jadi tersokong,” katanya.
“Oleh karena itu kita dari Pemprov juga harus mendukung pembedayaan UMKM agar ekonomi pulih dan masyarakat sejahtera,” pungkasnya.
(red)