MADIUN, beritalima.com- Dalam rangka Hari Jadi Kota Madiun ke-103, Pemkot menggelar sholawatan yang melibatkan puluhan santri dan group sholawat Cinta Rosul, di Rowo Bening, Minggu 20 Juni 2021, sore.
Walikota Madiun, H. Maidi, memohon maaf karena dalam agenda spiritual ini tidak bisa melibatkan orang banyak dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
“Saya mohon maaf, kegiatan sholawatan seperti ini, biasanya melibatkan 1000 orang lebih. Tapi karena pandemi Covid-19, peserta dibatasi,” ucap H. Maidi.
Walikota kembali meminta maaf, jika Madiun Raya kasus Covid meningkat. Sehingga semua kegiatan Hari Jadi Kota Madiun harus mengikuti protokol kesehatan dengan ketat. Termasuk dalam acara sholawatan ini.
“Artinya, kegiatan tidak boleh berlebihan. Yang biasanya mengumpulkan massa banyak, kita pending semua. Pesta pecel sekian ribu pincuk kita pending, pengumpulan semua UMKM kita undur, mendatangkan para ustad nasional kita undur juga. Artis artis yang sudah kita kontrak kita undur semua. Ini semua demi kesehatan masyarakat Kota Madiun,” terangnya.
Dalam kesempatan ini, walikota juga mengucapkan terima kasih kepada semua tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Karena berkat doa mereka, Kota Madiun terkendali dari Covid-19.
“Kota kita bisa mengerem Covid, ekonomi berjalan. Kondisi ini tentunya perlu kita sikapi bersama. Saya dengan pak Ketua Dewan sepakat Covid kita rem. Saya tidak ingin di kota ini ngerem setelah remnya blong. Artinya, setelah ada kluster, baru bertindak. Itu namaya remnya blong,” tandasnya.
Maka sebelum remnya blong, paparnya, kegiatan masyarakat malam hari, dibatasi. Termasuk semua kerumunan juga dibatasi.
“Ini semata mata, saya tidak ingin penyesalan setelah kejadian. Maka harus kita rem. Saya mohon kesadaran semua dan doa tokoh agama serta masyarakat, untuk selalu berdoa agar Covid segera meninggalkan Kota Madiun dan segera hilang dari negara kita,” pintanya.
Walikota sengaja memilih Rowo Bening milik PDAM Kota Madiun untuk menggelar sholawatan, karena selain di tempat ini sebagai salah satu sumber kehidupan warga, yakni mata air yang jernih, di tempat tersebut, pelaksanaan kegiatan dapat menjaga jarak dengan leluasa karena areanya memang luas.
“Tempat ini sejak awal sering kita gunakan untuk berdoa. Tapi masjid yang lama tidak saya bongkar. Para santri mengadakan kataman Al Quran bisa disini. Siang maupun malam. Kita berdoa agar semua masyarakat Kota Madiun selalu terlindungi,” tandasnya.
“Mudah mudahan upaya kita semua dengan para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan semuanya saja, berkat doa beliau beliau, dari tahun ke tahun akan membawa kesejahteraan masyarakat. InsyaAllah dengan doa doa yang kita panjatkan, dapat menenangkan kita semua dalam menangani Covid. Semua kekuatan sudah kita kerahkan. Kekuatan lain yang tidak bisa dilupakan, yakni doa. Maka dari itu, semua harus berdoa,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Madiun, KH Sutoyo, memuji walikota karena seorang spiritual yang cerdas.
“Saya memuji kecerdasan pak walikota memilih tempat ini untuk berdoa. Sumber air selalu dibuat agenda baik. Termasuk sholawat,” ucap KH. Sutoyo, yang juga memimpin doa dalam acara tersebut.
Dalam acara tersebut, juga ditampilkan tari Sufi ala Timur Tengah, yang mainkan oleh salah satu satu anggota sholawat.
Hadir dalam kegiatan ini diantaranya ketua DPRD Andi Raya, Wakil Walikota Inda Raya, Sekda Rusdiyanto, Ketua TP PKK Ny. Yuni Maidi, dan pimpinan OPD. (Adv/Dibyo).
H. Maidi (tengah) atas.