Dampak Virus Corona di Wuhan China, Mahasiswi Asal Pamekasan Minta Segera Pulang Kampung

  • Whatsapp

Lailal Mina Firdaus, warga Desa Teja Timur, merupakan mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan Pascasarjana S2 di Huazhong University of Science and Technology, jurusan Teaching Chinese, semester 2 di Wuhan China.

PAMEKASAN, Beritalima.com| Sejak adanya virus corona di Wuhan China, sehingga menyebabkan banyak korban meninggal dunia. Hal itu membuat salah satu mahasiswi asal Pamekasan yang sedang menempuh pendidikan Pascasarjana S2 di Huazhong University of Science and Technology, jurusan Teaching Chinese, semester 2 di Wuhan China ingin segera kembali ke Indonesia.Jum’at(31/01/2020).

Mahasiswi tersebut adalah Lailal Mina Firdaus, warga Desa Teja Timur, yang menerima beasiswa dari Pemerintah China sejak September 2018, yang sampai saat ini masih bertahan di Wuhan.

“Saat ini saya ada di pusat Wuhan, dan saya sedang menempuh pendidikan S2 di Huazhong University of Science and Technology, jurusan Teaching Chinese, sekarang semester 2,” terang Firda panggilan akrabnya kepada Wartawan melalui WhatshAp, Kamis (30/01/2020).

Firda menuturkan, bahwa saat ini sedang khawatir dengan kondisi di Wuhan yang terdampak Virus Corona. Bahkan dirinya berharap segera ingin kembali ke kampung halamannya yaitu Pamekasan.

“Harapan saat ini yang pasti saya beserta teman-teman WNI yang berada di sini ingin pulang, ingin kembali ke Indonesia agar terhindar dari mewabahnya virus Corona. Saat ini kondisi di Wuhan semakin memburuk, jumlah korban tiap harinya meningkat,” kata Firda.

“Kondisi saya saat ini alhamdulillah sehat bersama teman-teman WNI yang lain juga alhamdulillah baik-baik saja, tidak ada yang terkena virus,” sambungnya.

Lanjut Firda, yang S1nya kuliah di Universitas Brawijaya Malang itu menceritakan nasibnya di Wuhan, bahwa saat ini bersama rekan-rekannya kesulitan bahan pokok makanan. Menurut Firda, hanya 1 atau 2 toko saja yang buka. Itupun kalau ada bahan makanan.

“Kami disini mulai khawatir dengan kondisi kebutuhan logistik yang mulai susah, karena disekitar apartemen tempat tinggal saya hanya 1 atau 2 toko saja yang buka. Itupun kalau ada bahan makanan, pembeli cepet-cepetan, dan juga Masker mulai langka disini,” jelasnya.

Bahkan dirinya untuk memenuhi kebutuhannya (red), harus menyimpan makanan untuk beberapa hari.

“Untuk makanan kami nyetok dan masak sendiri di apartemen. Jadi kalau untuk beli bahan-bahan makanan kami beli di toko terdekat dari apartemen (masih dalam kampus) karena kami tidak berani kalau keluar kampus,” terang Firda.

Apalagi Pemerintah China menghimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. “Pemerintah China juga sudah menghimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Jadi ini membuat kami di sini semakin panik, terlebih lagi orang tua di rumah semakin khawatir. Makanya kami ingin segera kembali ke Indonesia,” tandasnya.[AR]

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait