Dampingi Gus Ipin, Syah Nata Negara Sampaikan Pesan Kepada Peserta Diklatsar Banser ke-XX

  • Whatsapp

Trenggalek, beritalima.com
Usai menyapa para simpatisan di halaman depan stadion Menak Sopal Trenggalek, Minggu (1/11) pagi, pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Ipin-Syah kemudian menuju Kecamatan Kampak. Ada sejumlah agenda kegiatan yang sudah terjadwal untuk di selesaikan. Salah satunya, memberikan materi pembekalan wawasan kebangsaan kepada para peserta pendidikan dan kepelatihan dasar (diklatsar) Banser ke-XX. 
Calon bupati (cabup) Mochamad Nur Arifin didampingi calon wakil bupati (cawabup) Syah Nata Negara bersama tim mendatangi lokasi diklatsar di lembah Cagak Talang, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak. 


Dalam penyampaian materi, Gus Ipin panggilan akrab Mochamad Nur Arifin menegaskan pentingnya pemahaman akan wawasan kebangsaan bagi para peserta diklat. Tentang makna Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila yang sudah menjadi kesepakatan bersama anak bangsa.


“NKRI dan Pancasila adalah harga mati bagi seluruh warga negara Indonesia. Jadi, ketika ada yang ingin menggoyahkan itu, kita semua wajib untuk menentangnya,” tegasnya.


Ditambahkan Gus Ipin, dirinya datang bukan dalam rangka untuk mempengaruhi ataupun memaksakan pilihan kepada anggota Banser di pilkada mendatang. Namun, lebih karena bentuk kepeduliannya sebagai salah satu pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Ansor Jawa Timur saja.
“Sebagai salah satu Wakil Ketua PW Ansor Jawa Timur, sudah selayaknya saya memberikan sedikit wawasan bagi para calon generasi Banser Trenggalek,” imbuhnya.


Sementara, Syah Nata Negara menambahkan jika Banser (Barisan Ansor Serbaguna_pen) merupakan salah satu badan otonom dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor dibawah naungan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga, dalam kesehariannya pun harus bisa mencerminkan NU itu sendiri, baik secara konseptual maupun aktualisasinya.


“Secara konsep ajaran Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja) yang digunakan oleh lembaga NU tersebut memiliki empat prinsip dasar. Dan itu menjadi ciri khas warga NU yakni, tawassuth, tasamuh, tawazun dan amar ma’ruf nahi mungkar,” jelas Syah Nata Negara.


Pertama, sambung dia, adalah Tawassuth atau moderat, yakni sikap keberagaman yang tidak terjebak pada hal-hal yang sifatnya ekstrem. Kedua, Tasamuh adalah sikap keberagaman dan kemasyarakatan yang menerima kehidupan sebagai suatu yang beragam. Ketiga, Tawazun atau seimbang, yaitu sikap keseimbangan keberagaman dan kemasyarakatan, yang bersedia menghitungkan berbagai sudut pandang, dan kemudian mengambil posisi yang seimbang dan proporsional.


“Prinsip dasar yang terakhir, Amar ma’ruf nahi mungkar, ialah sebuah kewajiban untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah segala bentuk kemungkaran,” tandas suami dari Fatihatur Rohmah itu.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait