SURABAYA, Beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan terus mendorong pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan oleh berbagai pihak. Hal ini diharapkan agar vaksinasi COVID-19 dapat menjangkau lebih banyak masyarakat di Jawa Timur.
“Upaya ini terus kita dorong supaya vaksinasi ini bisa cepat menjangkau lebih banyak masyarakat,” kata Wagub Emil saat mendampingi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Wimboh Santoso bersama Kepala OJK Regional 4 Jatim Bambang Mukti Riyadi meninjau pelaksanaan “Vaksinasi Terimakasih” di Airlangga Convention Center (ACC) di Jl. Dr. Ir. Soekarno Mulyorejo Surabaya, Sabtu (4/9).
Vaksinasi Terimakasih ini dilaksanakan oleh Ikatan Alumni Airlangga (IKA Unair) yang bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemprov Jatim. Vaksinasi ini dilakukan selama 2 hari mulai tanggal 4 sampai dengan 5 September 2021. Target vaksinasi mencapai 5.600 dosis dengan 2.800 dosis per hari dan menggunakan jenis vaksin Sinovac.
Vaksinasi ini menyasar para mahasiswa Unair, pegawai dan karyawan serta masyarakat umum usia 12 tahun ke atas. Selain itu pada pelaksanaannya, vaksinasi ini melibatkan 40 tenaga kesehatan dari Fakultas Kedokteran Unair dan 100 relawan dari lintas fakultas di Unair.
Setibanya di ACC, Wagub Jatim bersama Ketua Dewan Komisioner OJK RI Wimboh Santoso dan Kepala Kanreg IV OJK Jatim Bambang Mukti Riyadi nampak mengamati pelaksanaan vaksinasi mulai dari area registasi yang berada di lobby ACC. Kemudian menuju ke dalam ACC dimana screening kesehatan dan vaksinasi bagi peserta dilakukan sambil sesekali berbincang dan memberi semangat kepada peserta vaksin.
Wagub Jatim ini menjelaskan bahwa saat ini vaksinasi merupakan hal penting bagi setiap individu masyarakat. Karena menurutnya vaksinasi adalah bentuk proteksi diri terhadap serangan COVID-19 yang sampai saat ini belum juga usai. Selain itu, semakin banyak jumlah masyarakat yang sudah tervaskin akan mempengaruhi prosentase dari total penduduk Jawa Timur dalam mewujudkan kekebelan komunitas atau herd imunity.
“Kita intinya fokus, Bagaimana proteksi artinya vaksinasi ini kita dorong seluas luasnya sehingga probabilitas antibodi secara kolektif ini bisa lebih baik diperoleh,” jelasnya.
Oleh sebab itu, ia sangat mengapresiasi terhadap pihak-pihak yang berupaya dan berkontribusi pada pelaksanaan percepatan vaksinasi. Tentu dalam pelaksanaan vaksinasi melibatkan banyak pihak y ang memiliki andil dan peran masing-masing.
“Ini kesempatan yang sangat baik, kebetulan memang Bu Khofifah juga adalah alumnus dari Airlangga, jadi ini kombinasi antara berbagai elemen untuk mewujudkan percepatan vaksinasi,” ucapnya.
Pelaksanaan vaksinasi yang pasti melibatkan banyak peserta, tenaga kesehatan dan relawan tentu sangat berpotensi menimbulkan kerumunan. Sehingga diperlukan tim yang solid untuk mengatur pelaksanaan jalannya vaksinasi yang baik dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes).
“Yang saya bahagia adalah terlaksana dengan sangat tertib, terlaksana dengan sangat lancar, sehingga tidak ada kerumunan,” akunya.
Lebih lanjut Wagub Emil menjelaskan bahwa percepatan vaksinasi dan penerapan prokes yang ketat akan berimbas pada tren kasus COVID-19 di suatu wilayah. Lalu akan berpengaruh pada posisi zonasi resiko COVID-19 suatu daerah yang ditetapkan oleh Satgas COVID-19 Nasional. Oleh sebab, ia menyampaikan perlunya sinergi dan kolaborasi dari semua pihak.
Seperti diketahui, saat ini sudah tidak ada lagi zona merah di Jawa Timur per 31 Agustus 2021 yang lalu. Sesuai status zonasi peta resiko COVID-19 yang juga dapat diakses di https://covid19.go.id/peta-risiko, ada 18 Kabupaten Kota yang berada di zona kuning. Yaitu Sidoarjo, Sumenep, Mojokerto, Lamongan, Pamekasan, Pasuruan, Kota Surabaya, Banyuwangi, Probolinggo, Sampang, Ngawi, Situbondo, Bojonegoro, Bangkalan, Tuban, Jombang, Kota Pasuruan dan Bondowoso.
Sementara 20 Kabupaten Kota sisanya berada di zona oranye. Diantaranya Ponorogo, Kota Madiun, Madiun, Blitar, Tulungagung, Kota Malang, Nganjuk, Lumajang, Jember, Kota Mojokerto, Trenggalek, Malang, Magetan, Gresik, Kota Kediri, Pacitan, Kediri, Kota Blitar, Kota Batu, dan Kota Probolinggo.
“Zona kuning ini adalah capaian dari semua elemen masyarakat dan pemerintah di semua Lini pusat provinsi kabupaten kota Desa bahkan instansi TNI Polri instansi semua, ini semua mengambil peran yang sangat sangat aktif,” terangnya.
Wagub Emil berpesan agar semua pihak baik pemerintah, aparat dan masyarakat Jawa Timur tidak terlena dengan capaian zonasi saat ini. Karena menurutnya yang berat adalah mempertahankan posisi saat ini atau bahkan meningkatkan kedudukan zonasi suatu daerah menjadi lebih baik.
Di akhir, orang nomor dua di Jatim ini mengatakan bahwa posisi zonasi Jawa Timur saat ini merupakan kesempatan bagaimana memulihkan kembali keadaan berbagai sektor seperti sebelum adanya pandemi. Tetapi di sisi lain, Wagub Emil menekankan perlunya kehati-hatian dan disiplin menjalankan prokes.
“Nah mempertahankan ini yang penting ya, Maka jangan terlena, tapi juga artinya ini kesempatan untuk kita mulai melakukan pemulihan kegiatan masyarakat dengan penuh kehati-hatian,” pungkasnya. (*)