Dana Bantuan Sekolah Sudah Ada Kok Salah Satu Sekolah Di Lum

  • Whatsapp

LUMAJANG,beritalima.com- Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Lumajang, Drs Subari Mpd mengklaim anggaran BOS dinilai tidak mencupi kebutuhan sekolah. Pihak sekolah masih banyak hutang, (03/05/2019).

Mencuat ocehan sebagian wali murid SMPN 2 Lumajang, uang perpisahan siswa senilai 200 ribu rupiah. Pengaduan salah satu wali murid kepada awak media, dan berlanjut lakukan konfirmasi kepada pihak sekolah. Saat kepala sekolah dikonfirmasi awak media terkait anggaran perpisahan murid mengatakan, bahwa dirinya membenarkan adanya anggaran tersebut yang dibebankan kepada siswa. “iya, memang untuk perpisahan murid sudah disepakati dengan komite senilai 200 ribu rupiah, rencana akan dilaksanakan di PA (Pondok Asri) Sukodono, Lumajang”, ujar Subari.

Subari juga membenarkan bahwa semua itu sudah ada kesepakatan dengan Komite, dan semua itu diserahkan kepada komite yang mempunyai kewajiban masalah keuangan. Semua sudah sesuai dengan Permendikbud, terkait dengan tugas Komite sekolah. Bahwa untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan, perlu dilakukan revitalisasi tugas komite sekolah.

Dalam kesempatan itu Subari juga menyinggung terkait bantuan yang berasal dari pemerintah, dalam hal ini adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “memang dana BOS sudah cair mas, tapi masih tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan. Untuk menutupi kekurangan yang ada, pihak sekolah berhutang dari pihak lain mas. Pihak sekolah masih banyak hutang”, tegas Subari.

Di tempat lain, ketua komite saat dikonfirmasi awak media mengatakan, bahwa dirinya juga membenarkan masalah anggaran perpisahan murid yang dibebankan siswa senilai 200 ribu rupiah. “benar mas, nilainya memang segitu, tetapi itu saya tahu matangnya. Itu sudah ditentukan dari pihak sekolah, tahu-tahu sudah ada ketentuan nilai segitu. Padahal sebelumnya yang saya tahu cuma 150 ribu, saya juga sempat kaget mas”, papar Hariyono ketua komite sekolah.

Disinggung masalah sekolah punya banyak hutang, Hariyono tambah kaget dan sontak agak marah. “hutang yang mana mas, selama ini saya selaku ketua komite tidak pernah diberitahu masalah hutang, akhir-akhir ini nelponpun lho ndhak pernah. Kok sekarang ada kabar punya banyak hutang, terus anggaran itu diperuntukkan untuk apa, kalau dikatakan punya hutang itu ke siapa, harusnya saya sebagai ketua komite diberitahu dan diajak ngomong”, tegas Hariyono.

“Terakhir yang saya tahu, waktu penyerahan musollah itu sudah tidak ada masalah. Semuanya sudah sudah beres, kok sekarang baru tahu ada kabar punya banyak hutang. Saya kira lho gak ada kegiatan yang dikerjakan, semuanya masih tetap yang kemarin. Terus dibuat apa anggaran itu, akan saya klasifikasi pihak sekolah mas”, pungkas Hariyono.

Memang seharusnya pihak sekolah dengan komite harus selalu transparan dalam hal kegiatan atau masalah anggaran. Semuanya harus melalui musyawarah, dan semuanya menjadi tanggung jawab bersama demi lancarnya peningkatan mutu dan layanan pendidikan, bukan untuk mencari keuntungan sepihak. (Jwo)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *