TORAJA UTARA-www.beritalima.com-Terkait soal Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA),hal itu mendapat tanggapan dari warga Rantepao serta mendapat sorotan dari sejumlah warga Toraja utamanya perantau saat berkunjung di daerah kelahirannya.
Seperti sikap kritis yang di lontarkan oleh warga Rantepao,Steve Raru (40),Senin (16/1), soal TPA mestinya Pemda Toraja Utara tanggap dalam hal TPA untuk tempat buang akhir sampah yang memadai sehingga soal sampah tidak lagi menjadi persoalan baru bagi warga Rantepao.
Dari keterangan Raru,volume sampah tiap tahun terus meningkat,sementara sistem kelola sampah masih terkesan belum tertangani dengan baik.Ditambah lagi kurangnya armada dan TPA tidak jelas hal itu memicu terjadi tumpukan sampah terkadang meluber hingga kejalan.
“Ini harus mendapat penanganan dengan baik,Rantepao sebagai kota destinasi pariwisata soal sampah harus tertangani dengan baik.Tentunya,Pemerintah harus memikirkan soal TPA nya serta soal kekurangan Armada,” jelas Raru.
Seharusnya Pemda menambah Jumlah Dump truck pengangkut,serta menambah jam kerja pengangkut serta pembersih sampah.Dan jam kerja pembersih sampah bisa menjadi tiga ship,pagi,sore dan malam jika pemda Toraja serius tangani soal sampah seperti yang dilakukan Pemda Bali.
Soal TPA,ini yang harus di ‘pecahkan’ oleh Pemda Toraja Utara,sementara TPA Karrua menurut Raru masih rentan terhadap masalah,pasalnya,Karrua dinilai masih berada di tengah-tengah permukinan warga.Sementara Pemerintah Pusat telah mengalokasikan dana untuk TPA sebesar 11,5 Milyar,sementara keberadaan TPA masih belum jelas.
“Lilikira,saya pikir adalah alternatif berikut untuk lokasi TPA. Tapi Pemda harus bertindak Cepat dalam hal penerbitan Amdalnya,”kunci Steve Raru. (Gede Siwa).
Steve Raru