Kediri ( 08 / 06 ). Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kabupaten Kediri, berkumpul sore ini, sekaligus bertukar pikiran menyoal kondisi terkini, khususnya isu global di skala nasional. Kantor DPRD Kabupaten Kediri (Graha Shaba Chanda Birawa) menjadi tempat berlangsungnya agenda khusus membahas “Komunisme Dan Radikalisme”, yang dihadiri Dandim Kediri, Letkol Inf Purnomosidi, Kapolres Kediri ,AKBP Yosep Gunawan, dan Ketua DPRD Kabupaten Kediri, H. M.Sulkani selasa (07/06/2016)
“Faham komunisme tidak akan berhenti ditengah jalan ,untuk selalu membayangi kehidupan sosial negeri ini, terlebih munculnya “komunis gaya baru” yang identik dengan bentuk perlawanan dan ketidakpuasan. Strategi “kuda troya” dan propaganda fakta dibalik realitas, mengubah arah historis menjadi fiktif, atau sebaliknya mitos berubah menjadi riwayat,” kata Letkol Inf Purnomosidi.
Ketua PDIP Kabupaten Kediri, Drs.Eko Ediono menjelaskan, bahwa ideologi komunisme ,mustahil dipraktekkan di Indonesia, tetapi faham ini sulit juga dihapuskan begitu saja, karena latar belakang teori dari faham ini, menjadikan rakyat miskin sebagai sasaran kontekstual ideologi, baik objek maupun subjek. Indonesia dibangun dan didirikan dengan falsafah Pancasila, dan dari Pancasila itulah, kepentingan rakyat dan kebersamaan berdasarkan sila-sila yang termuat didalamnya, bangsa ini tumbuh dan berkembang. Tetapi kedua ideologi antara Pancasila dan komunisme akan bertabrakan satu sama lain, bila keduanya berdampingan, karena komunisme lebih mengedepankan individualis sosial dan konsentrasi tatanan kehidupan yang terpusat.
“Populasi masyarakat yang tinggi yang diikuti oleh tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran, akan berdampak pada naiknya tingkat kriminalitas dan kesenjangan sosial. Upaya masuk kesela-sela kecenderungan kearah faktor ekonomi, menjadi alasan utama munculnya faham yang beridentitas komunis dan propaganda pemutarbalikan,” kata AKBP Yosep Gunawan. ( Penrem 082/CPYJ )