Penganugerahan Indonesian Livestock Industry Awards Tahun 2016 kerjasama dengan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) dan PT. Napindo Media Ashatama. Penganugerahan ini mengambil tema “Peningkatan Daya Saing Peternakan di Era MEA” diberikan kepada perusahaan di bidang peterrnakan berskala industri dan pelaku usaha peternakan berskala kecil dan menengah.
Pertama, anugerah Nastiti Adiguna Satwa Nugraha dengan Katagori Budidaya dan Inovasi Produk. Kedua, anugerah Praja Widya Satwa Nugraha dengan Katagori Kelembagaan dan Pengembangan SDM. Ketiga, anugerah Cipta Piranti Satwa Nugraha dengan Katagori Rekayasa Input. Dan keempat, anugerah Adi Karsa Satwa Nugraha dengan Katagori Individu Dalam Pengembangan Peternakan
Satu dari empat pemenang katagori penganugeraan itu adalah, Hidayatur Rahman, Direktur CV Jatinom Inban Poultry Shop, di Blitas, Jawa Timur. Katagori yang dibawa pulang Hidayat adalah Katagori Kelembagaan dan Pengembangan SDM dengan penganugerahan Praja Widya Satwa Nugraha. Hidayat menjelaskan kenapa bisa mendapat anugerah, karena dapat membuat pakan ternak murah, berkualitas dan efesien.
“Tentu kita memotong jalur distribusi, salah satu yang paling dominan adalah jagung. Begitu juga katul, kita langsung dapat sources dari pabriknya. Kita tidak terikat dengan pabrikan melainkan menyusun pola tersendiri,” terang Hidayat.
Menurut pengakuannya bahwa peternakan yang diilakoni sekarang ini adalah warisan dari orang tuanya, dan sadar terhadap cost pakan ternak hingga memproduksi pakan ternak sendiri dan bisa dibandingkan kualitasnya dengan pabrikan. Pakan terrnak yang dibuatrnya tidak kalah saing dengan pabrikan. Ironis, pembelian bahan baku semua berdasarkan informasi. Dan juga harus ada intuisi,
“Semua tergantung intuisinya, kalau intuisinya baik, feelingnya baik, mereka akan dapat bahan baku yang banyak dan murah. Kemudian beberapa waktu yang lalu, MBM sempat turun, mereka gak menyangka sampai naik, naiknya luar biasa sampai 3000, 440 dolar sekarang naik sampai 700 lebih,” tegasnya.
Terang Hidayat, 3 – 4 bulan ke depan harus dikontrak dan setiap ada perubahan harga, perlu melakukan reformulasi pakan, kalau bahan baku itu terlalu mahal, maka akan mereformulasi ulang pakan ayam itu sendiri. Kemudian mencari partner-partner yang punya kapasitas dan kualitas. “Kalau kapasitas dan kualitasnya bagus, sourcesnya bagus berarti kebutuhan daripada ayam ini pasti bisa kita penuhi. Sehingga kalau kualitasnya bagus produktifitasnya bagus, sejauh ini orang sellmix tidak kalah dengan orang pabrikann, masih bisa kompetisi. Sellmix hanya untuk ayam saja, karena ayam saya petelur,” imbuhnya.
Sekarang ini kata hidayat, fokus pada pekerjaan ini, karena kalau fokus pasti dapat mengetahui celahnya dan bisa mengambil keuntungan komparatif yang selama ini tidak dimiliki oleh yang lain.
Masih kata Direktur CV. Jatinom, bahwa preoss pakan ternak, tidak terlalu lama, yang penting sudah kenal sistem formulasi, kalau sistemnya sudah benar, berarti sudah dapat bahan baku hari ini. Dan satu minggu lagi sudah bisa bikin pakan ternak.
“Biaya produksi, hari ini kita bandingkan pakan pabrik sama kita punya dengan protein yang sana, katakanlah bisa harga antara Rp4200 – Rp4300. Kemungkinan pabrikan itu Rp4500. jadi 1kg pakan ternak untuk 8 ekor ayam. Bahkan dalam produksi bulan bisa produksi 2000 ton pakan ternak, hanya dipasarkan untuk yang menjadi mitra yang ada di Blitar sebanyak 400 – 500 orang,” tegasnya. dedy mulyadi