Darah Tinggi, Kenapa Setiap Orang Takut?

  • Whatsapp
Dr. dr. Robert Arjuna MD PhD

Oleh :
DR.dr. Robert Arjuna FEAS*
Mendengar penyakit Darah Tinggi akan teringat beberapa kasus yang terjadi di sekitar kitz bahwa Ayahanda si Djamal menderita Hipertensi jadi stroke badan tak bisa digerakan,kedua kaki lumpuh dan mulut miring ke kanan, Hal lain keluarga si Charlie yang Ibunya menderita Hipertensi lama sekarang lumpuh dan mata tak bisa lihat walaupun rajin minum obat 32 tahun lamanya .belum lagi tetangga kami si Budi yang ayahnya Hipertensi lama dan tiap minggu harus lakukan 3x cuci dalam, badan kurus hitam dan tak bersemangat.
Penyakit hipertensi adalah penyakit yang diderita oleh hampir setiap negara dan ini merupakan problem pemerintah efek samping dari pada hipertensi bisa menyebabkan stroke,kebutaan, impotensi dan sudden death. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya.

Hipertensi meskipun lebih umum diantara pada orang orang tua, tekanan darah tinggi yang dapat terjadi pada setiap orang pada usianya, termasuk pada anak anak dan remaja.Penderita hipertens berisiko terserang penyakit lain yang timbul kemudian. Dalam jangka panjang, jika hipertensi tidak dikendalikan akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain.antara lain kerusakan pada ginjal, perdarahan selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak dan kelumpuhan.

Tekanan darah dibeda atas :
1. Tekanan sistolik dimana tekanan diukur saat darah pompa keluar dari bilik jantung kiri
2. Tekanan diastolik dimana tekanan diukur saat darah kembali ke serambi jantung kanan
Kita mengukur tekanan darah pada mas Prasojo dimana T: 160/70 dan mbak Yuning T : 130/100,
Yang dikatagori tekanan darah tinggi adalah mbak Yuning karena Definisi tekanan darah tinggi bila diastolik di atas 90 bukan karena sistolik tinggi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena hipertensi. prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang.

Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40 persen negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 persen. Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 persen. Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit dengan 35 persen. Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa menderita hipertensi.Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi.

Dr. Khancit Limpakarnjanarat perwakilan WHO untuk Indonesia berkata di Hari Kesehatan Sedunia di kantor Kementerian Kesehatan RI di Jakarta pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang yang terkena hipertensi. Hipertensi Di Indonesia
Angka penderita hipertensi mencapai 32 persen pada 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2 persen adalah wanita. Untuk pria maupun wanita terjadi peningkatan jumlah penderita, dari 18 persen menjadi 31 persen dan 16 menjadi 29 persen,” Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebutkan, propinsi dengan angka prevelansi paling tinggi ditempati Kepulauan Natuna dengan 53

Hipertensi di kawasan Eropa Rata-rata negara yang menderita hipertensi adalah sbb :
Croasia 37,5%, Ceko 39,1% Inggris 33,1%, Finlandia 51%, Perancis 37,7%, Jerman 55,3%, Italia 37,7%, Polandia 29%, Romania 36,6%, Spanyol 45,1%, Swedia 38,4%. Secara global 26,4% 29,2%.

Data konsumsi garam untuk negara-negara Asia : Indonesia : 15g/hari, China : 12g/hari, Thailand : 10,8 g/hari, Jepang : > 10 g/hari, Singapura : 8,3 g/hari, Malaysia : 6,4g/hari .

Gejala Hipertensi
1,Pusing kepala
2.Mimisan
3.Kesemutan
4.Mual
5.Emosi tinggi

Penyeban Hipertensi belum jelas n pasti ? Ada 2 jenis Hipertensi tergantung dari banyaknya penyebab
A, Hipertensi primer 90% kasus disebabkan tidak ada penyebab atau faktor yang jelas Beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko antara lain :
1. Usia. Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Keturunan.keluarga yang mengidap hipertensi memiliki risiko tinggi untuk mengalami kondisi yang sama.
3. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah karena memacu fivrinogen tinggi sbg pencetus menyempitkan dinding arteri.
4. Obesita ; Bb berlebihan membutuhkan oksigen dan nutrisi yang lebih banyak, sehingga volume darah dibutuhkan lebih banyak. Volume darah yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah.
5. urang olahraga.cenderung memiliki detak jantung yang lebih cepat,jantung bekerja lebih keras memacu hipertensi.
6. Minuman keras. Kandungan alkohol dalam minuman keras dapat memicu kerusakan pada organ jantung.
7. Stres. Tingkat stres yang tinggi berpotensi memicu peningkatan tekanan darah.
8. Kadar garam yang tinggi dalam makanan. Kadar garam yang tinggi bisa menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah.

Masyarakat kita mempunyai satu rasa yang sama “makanan kurang garam tak enak terasa di lidah”. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengkonsumsi garam tinggi dengan rata-rata 15g/hari sehingga cenderung menderita penyakit hipertensi.
Kenapa komsumsi garam bisa menyebabkan darah tinggi?

Study tentang hubungan kadar garam dengan hipertensi :
Salah satu pusat pengendalian tekanan darah terletak pada organ ginjal yang terdiri dari sebuah sistem pengendalian tekanan darah disebut RAS (Renin Angiotensis Sistem) yang merupakan tempat pengendalian homostatik terhadap volume cairan tubuh keseimbangan elektrolit, tekanan darah dan fungsi neuronal dan endokrin serta kardiovaskular.
Sebab itu RAS ini merupakan kunci utama untuk pengendalian tekanan darah. Salah satu obat yang paling bekerja pada sistem itu adalah dikenal dengan ACE(Angiotensin Converting Enzym) inhibitor dan ARB (Angiotensin Receptorblocker) antara lain Blopress Plus, Co Diovan, Micardis Plus, Co Aprovel dan Olmetec Plus.

Bila kadar elektrolit Natrium (garam) tinggi maka tidak bisa menghambat kerja system Angiotensin menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Study menyatakan hal ini dilakukan investigasi pada kelompok afrika American yang mempunyai tendensi konsumsi garam tinggi rata-rata menderita tekanan darah tinggi.

B HIpertensi sekunder 10% kasus disebabkan oleh kondisi dasar tertentu di antaranya :
1.Diabetes.
2.Penyakit ginjal.
3,Penyakit tertentu bisa mencetus tekanan darah tinggi misalnya Penyakit lupus dll
4.Obat-obatan tertentu, misalnya pil kontrasepsi, analgesik atau obat pereda sakit, obat pilek, serta dekongestan.
5.Penyempitan pembuluh darah (arteri) yang mengalirkan darah ke ginjal.
6.Gangguan hormon, khususnya tiroid.

Komplikasi Hipertensi
1. Penyakit Stroke ;Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak (stroke). Stroke sendiri merupakan kematian jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Biasanya kasus ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (complete stroke).
2. Gagal jantung ;Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah.
3. Gagal ginjal :Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak beresiko fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal
4. Kerusakan pada mata.Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebakan kerusakan pembuluh darah dan saraf pada mata.

Cara Mencegah Hipertensi
1. Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak, dan seimbang. Misalnya, nasi merah, buah, serta sayur.
2. Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
3. Aktif berolahraga.
4. Menurunkan berat badan.
5. Berhenti merokok.
6. Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman keras.
7. Mengurangi konsumsi minuman kaya kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
8. Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
Demikian sajian kami ini bisz membawa anda menambah wawasan tentang Hipertensi ini,semoga kesehatan pulih ekonomi bangkit , indonesia Tangguh , Indonesia Tumbuh.sekali Merdeka tetap Merdeka.
RobertoNews 1012《17.8.21(19.24)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com

Pos terkait