Dari Anakmu yang Ketiga

  • Whatsapp

beritalima.com – Pria yang lahir tahun 1968 ini adalah seorang pelatih beladiri, yang senang sekali berada di bidang olahraga bahkan sejak zamannya ia sekolah salah satu hobinya adalah berolahraga dan mengikuti berbagai macam beladiri. Hingga di umurnya sekarangpun sumber rezekinya ia dapatkan dari menjadi seorang pelatih beladiri. Namun saat berada di rumah, ia tak lebih dari seorang kepala rumah tangga sekaligus menjadi pengganti sosok ibu untuk bertanggung jawab memimpin dan merawat ke lima anaknya. Ya, ia adalah Papaku.

Papa, Ya! Itu adalah panggilanku untuknya sejak sedari aku kecil. Papa yang selalu membuatku menangis dijendela ketika umurku masih kecil saatku belum mulai sekolah sampai aku masuk sekolah dasar (SD). Ya, aku menangis setiap papa berangkat bekerja, waktu itu papa masih bekerja di salah satu percetakan tempatnya di Pulogadung, sebelum beliau di PHK. Sedari ku kecil, Papa yang selalu menjaga dan merawatku mungkin apa yang ku inginkan ia lah orang yang pertama yang menuruti keinginanku. Hingga kalau sampai jauh darinya aku tak bisa.

Papa seorang pahlawan bagiku, sosoknya yang sekaligus menggantikan sosok ibu bahkan papa juga menjalankan tugas-tugas ibu rumah tangga. Misalnya memerhatikan kebutuhan di dalam rumah seperti kebutuhan dapur, Papa juga yang memikirkan menu makan ditiap harinya. Ohiya! Papaku adalah seorang Ayah yang jago memasak nasi goreng pete terenak! Ya, itu menurutku. Walaupun yang kusebut terenak itu ia perlu masak berulang kali hingga bisa ku bilang enak masakannya.

Tidak hanya itu, papa adalah salah satu orang yang selalu memberiku semangat lewat pesan singkatnya. Jikalau aku sedang jauh darinya, tidak satu rumah, papa yang selalu memberi pesan singkat yang isinya seperti ini “sayang…putri papa yang cantik sedang dimana” atau seperti ini “Tetap semangat” dan baru saja pukul 10.34 Pagi ia mengirim pesan seperti ini “kalau bukan diri kamu yang rawat diri maupun hati siapa lagi, ya harus kamu. Tetap semangat, kebahagiaan hanya bisa diciptakan oleh hati, ya hati kamu sendiri”. Ya, itu adalah papaku. Menurutku ia selalu ada untukku apalagi disaatku sedih tanpaku bilangpun papa tahu itu.

Walaupun papaku adalah seorang pelatih beladiri, beliau bukan orang yang keras terhadap anak-anaknya. Maksudku, papa bukan tipe orang yang suka bersuara keras jika sedang marah terhadap anak-anaknya, kalau salah satu dari anaknya melakukan kesalahan yang pertama beliau lakukan adalah menegur, jika tidak mempan juga papaku akan mendiamkan anaknya sampai anaknya sadar kalau sedang melakukan kesalahan yang diulang.

Mendiamkan yang ku maksud, tidak mengajak ngobrol seakan-akan papaku sedang tidak memperdulikan anaknya. Tetapi bersyukurnya, anak-anak papa termasuk aku tidak betah jika di diamkan lama-lama jadi sudah tahu jika papa hanya diam seperti tidak perduli itu artinya beliau sedang marah.

Papa, beliau bisa menjadi Ayah sekaligus Ibu untukku. Keberadaannya yang sangatku butuhkan, jasanya yang sangat berarti untukku hingga sekarang. Semoga apa yang beliau harapkan, di suatu waktu aku dan saudara-saudaraku bisa segera mewujudkan.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *