JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, pemuda, olah raga, budaya, wisata serta ekonomi kreatif, Anang Hermansyah menilai, debat cawapres yang digelar Minggu (17/3) kurang tajam membahas sektor kebudayaan.
Padahal, jelas Anang dalam keterangan tertulis melalui WhatsApp (WA) kepada Beritalima.com, Senin (18/3) petang, sektor ini cukup penting dalam kemajuan Indonesia.
Musisi yang menjadi politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai, baik cawapres 01 maupun 02 belum tajam mengeksplorasi gagasan kebudayaan saat debat ketiga capres-cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut.
“Saya menilai, kedua cawapres belum tajam dalam mengeksplorasi visi kebudayaan untuk lima tahun ke depan. Ya, ini mungkin terkendala oleh batasan waktu debat,” kata wakil rakyat dari Dapil Jawa Timur IV itu.
Walau demikian, paslon nomor 01 maupun 02 telah memulai dengan baik tentang komitmen soal kebudayaan. Paslon nomor urut 01 Ma’uf Amin misalnya, menyinggung UU No: 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan konservasi budaya. Paslon nomor urut 02 menyinggung efek ekonomi dari sektor kebudayaan.
“Sayangnya, tidak satupun cawapres yang berani membuat terobosan, memisahkan kebudayaan dari pendidikan dengan membentuk Kementerian Kebudayaan,” ungkap laki-laki kelahiran Jermber, Jawa Timur, 18 Maret 1969 tersebut.
Musisi asal kondang ini meyakini, dengan membentuk Kementerian Kebudayaan ini berarti akan mengukuhkan komitmen negara terhadap kebudayaan di Indonesia.
Menurut Anang, kebudayaan memiliki dampak turunan yang besar baik aspek ekonomi, politik dan sosial. “Kekuatan kebudayaan nasional menjadi penting di tengah derasnya budaya dunia yang telah masuk tanpa batas,” tambah Anang.
Dia mencontohkan soal keberadaan musik tradisional yang cukup kaya dimiliki Indonesia. Khazanah kebudayaan tersebut menjadi pilar penting dalam pengembangan budaya di Indonesia.
“Budaya nusantara yang tersebar di wilayah Indonesia menjadi kekuatan khas Indonesia yang tidak dimiliki negara mana jiga didunia,” demikian Anang Hermansyah. (akhir)