Daripada Kecewa Dengan Menteri, Pengamat: Lebih Baik Jokowi Rombak Kabinet

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan dipusingkan menumpuknya persoalan dalam negeri, terutama masalah virus Corona (Covid-19) dengan segala dampak seperti ekonomi, politik dan sosial perlu mendapat penanganan serius.

Beratnya beban itu ditambah dengan diketahunya beberapa pembantu Jokowi di Kabinet Indonesia Maju (KIM) ke luar negeri yang diberitakan media massa tanpa sepengetahuan presiden, tentu saja membuat bekas Walikota Solo itu kecewa.

Menteri ke luar negeri tanpa sepengetahuan presiden tentu sulit untuk dipahami. Sebagai pembantu presiden sepatutnya seorang menteri meminta izin kepada presiden untuk pergi ke luar negeri.

Integritas dan loyalitas menteri tersebut tentu dipertanyakan manakala negaranya dalam situasi krisis tapi tetap keluar negeri. Apalagi di negara tujuan para menteri tersebut masih sempat berfoto layaknya seorang pelancong.
,” ungkap pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga.

Jadi, dalam situasi krisis dialami Indonesia seperti ini, jelas pria yang akrab disapa Jamil ini saat bincang-bincang dengan Beritalima.com, Minggu (18/7) pagi, seorang menteri harus memiliki sense of crisis.

Kalau itu dimiliki setiap menteri yang menjadi pembantu Jokowi, tanpa diminta, kementerian yang dia pimpin akan dikerahkan sepenuhnya untuk menangani pandemi Covid-19. Para menteri seharusnya bahu membahu membantu presiden dalam mengatasi pandemi Covid-19.

 

“Dengan begitu, kalau ada menteri ke luar negeri tanpa sepengetahuan presiden dalam kondisi negara krisis seperti ini, tentu yang bersangkutan sudah tidak layak dipertahankan,” kata Jamil.

Menteri yang bermental demikian, kata Jamil, sudah sulit dijadikan tim, untuk menangani Covid-19.

Karena itu, sudah layak Jokowi mengevaluasi semua menteri yang tidak punya sense of crisis, loyalitas dan integritas, secepat mungkin di reshuffle (rombak).

Sebab, lanjut mantan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fikom IISIP) Jakarta itu, sangat sulit krisis akibat pandemi Covid-19 dapat diatasi bila Jokowi dikelilingi menteri seperti itu.

“Jokowi harus berani dan tegas dalam melakukan reshuffle. Siapa pun menterinya dan dari partai mana pun, bila memang sudah tidak layak seharusnya di reshuffle.

Kalau tidak, Jokowi akan terus kecewa akan kinerja para menterinya.”

Kekecewaannya bakal semakin dalam karena sebagian menteri yang ada sekarang tidak cukup mumpuni untuk mengatasi krisis saat ini.

“Jadi, Jokowi harus melakukan reshuffle kabinet secepatnya. Hanya melalui reshuffle, kabinet Jokowi masih berpeluang mengatasi pandemi Covid-19,” demikian Muhammad

Jamiluddin Ritonga. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait