Darurat Narkoba 50 Nyawa Hilang Setiap Hari, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim Ajak Masyarakat Saatnya Bangkit

  • Whatsapp
SURABAYA, beritalima.com – Indonesia sedang menghadapi bencana kemanusiaan tanpa suara: setiap hari, 50 orang meninggal dunia akibat narkoba. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) 2025 menunjukkan lebih dari 60% korban adalah generasi muda usia produktif, terutama Milenial dan Gen Z.
“Ini bukan sekadar masalah kesehatan, tapi ancaman strategis terhadap masa depan bangsa, terutama di tengah harapan besar atas bonus demografi. Mengapa generasi muda rentan? Tekanan akademik, kesepian digital, pengaruh teman, dan kurangnya edukasi yang relevan membuat mereka mudah tergoda,” terang wakil ketua DPRD provinsi Jatim Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni menuturkan bahwa narkoba sintetis seperti sabu dan ekstasi kini lebih mudah diakses daripada vaksin, melalui jalur gelap, media daring, bahkan aplikasi pesan.
“Solusi tidak bisa parsial. Diperlukan pendekatan tiga pilar, yang pertama memberikan
edukasi yang menyentuh hati. Tidak cukup dengan ceramah “jangan pakai narkoba”. Kita harus bicara dalam bahasa mereka, melalui TikTok, podcast, seni, dan tokoh inspiratif. Libatkan peer educator, komunitas kampus, dan influencer muda untuk menanamkan nilai: hidup bermakna lebih hebat daripada ‘high’ palsu,” tegas politisi partai Demokrat ini.
Yang kedua, menggalakkan penanggulangan, Pencegahan dan pemberantasan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memperkuat deteksi dini di sekolah, kampus, dan lingkungan.
Mendorong program “Sekolah & Desa Bebas Narkoba”.
“Kita dorong aparat penegak hukum untuk memutus jaringan secara tuntas, termasuk peredaran melalui dark web dan pelabuhan. Tindak tegas oknum yang melindungi bandar,” sambung wanita cantik berhijab yang selalu tampil cool ini.
Yang ketiga, melakukan
rehabilitasi dan pemulihan
pengguna, bukan hanya kriminal, banyak yang korban. Fasilitas rehabilitasi harus diperluas, terjangkau, dan tanpa stigma. Mantan pengguna harus diberi ruang kembali ke masyarakat melalui pelatihan vokasi dan dukungan psikososial.
“Saya sebagai wakil rakyat ingin menyatakan, kami tidak akan tinggal diam. 50 jiwa yang hilang hari ini, berarti 50 impian yang padam, 50 keluarga yang hancur. Jika hari ini kita gagal, besok bangsa ini kehilangan masa depannya,” tandasnya.
“Mari kita nyatakan, ‘Narkoba adalah musuh bersama. Tidak ada tempat bagi narkoba di bumi Nusantara. Generasi muda adalah garis depan, dan kita harus melindungi mereka.’ Indonesia Bersih Narkoba 2045 bukan hanya slogan tapi komitmen nasional,” pungkasnya.(Yul)
beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait