Data Bulanan BPS ini Penting Diketahui Oleh Masyarakat

  • Whatsapp

Beritalima.com ( BPS Provinsi Aceh telah merilis data inflasi bulan Juli 2024. Berdasarkan hasil pemantauan di lima kabupaten/kota yaitu Aceh Tengah, Meulaboh, Aceh Tamiang, Banda Aceh, dan Lhokseumawe, tercatat terjadi deflasi sebesar 0,11 persen secara month to month (m-to-m).

Hal ini disampaikan pada 01-08-2024 oleh kepala BPS Provinsi Aceh Kepala BPS Provinsi Aceh Dr. Ahmadriswan Nasution, S.Si., M.T. menjelaskan, ada Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi m-to-m adalah bawang merah, cabai merah, tomat, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan bandeng/ikan bolu, jeruk, kacang panjang, baju anak stelan, dan baju kaos tanpa kerah/t-shirt anak.

Secara year on year (y-on-y), inflasi pada bulan Juli 2024 mencapai 2,51 persen. Inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga yang tercermin dari hampir seluruh indeks harga kelompok pengeluaran. Sepuluh komoditas utama yang memberikan kontribusi terhadap inflasi y-on-y antara lain beras, tarif air minum pam, Sigaret Kretek Mesin (SKM), emas perhiasan, cabai merah, gula pasir, nasi dengan lauk, bawang merah, Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan cabai rawit.

Pada level kota/daerah, inflasi m-to-m hanya terjadi di Kota Banda Aceh, sedangkan empat daerah lainnya mengalami deflasi. Namun, inflasi y-on-y terjadi di seluruh lima kota/daerah, dengan inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Aceh Tengah sebesar 3,38 persen, diikuti Meulaboh dengan 3,27 persen.

“Angka Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai indikator untuk mengukur daya beli petani. Pada bulan Juli 2024, NTP Aceh mencapai 120,46, meningkat sebesar 1,31 persen dibandingkan bulan Juni 2024. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Juli 2024 adalah sebesar 140,58, naik sebesar 0,91 persen dibandingkan periode sebelumnya. Komoditas utama yang menyumbang kenaikan It adalah gabah, kopi, dan kelapa sawit.

Sementara itu, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) tercatat sebesar 116,70, mengalami penurunan sebesar 0,39 persen dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan Ib terutama disebabkan oleh komoditas bawang merah, cabai merah, dan tomat sayur. Berdasarkan subsektor, terjadi penurunan NTP pada subsektor Hortikultura, Peternakan, dan Perikanan Pembudidaya Ikan, sedangkan kenaikan terjadi pada subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Perikanan Nelayan.

Selain data inflasi, BPS Provinsi Aceh juga melaporkan data ekspor-impor untuk bulan Mei 2024. Nilai ekspor barang asal Aceh pada bulan Mei 2024 mencapai 51.739.120 USD, mengalami penurunan sebesar 10,44 persen dibandingkan bulan Februari. Kelompok komoditas terbesar yang diekspor adalah bahan bakar mineral seperti batubara dan kondensat dengan nilai 24.589.002 USD.

Ekspor terbesar dari Aceh pada bulan Maret 2024 ditujukan ke India dengan nilai 25.385.897 USD, dengan komoditas utama berupa batubara. Amerika Serikat menempati posisi kedua dengan nilai ekspor 13.522.611 USD, diikuti oleh Belgia dengan 3.192.941 USD, keduanya dengan komoditas utama berupa kopi.

Komoditas asal Aceh sebagian besar diekspor melalui pelabuhan di Aceh dengan nilai 25.869.013 USD, sedangkan sisanya senilai 25.870.107 USD diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain, terutama Sumatera Utara yang mencapai 25.762.942 USD.

Pada sisi impor, nilai impor Provinsi Aceh pada bulan Maret 2024 tercatat sebesar 16.474.555 USD, turun 51,64 persen dibandingkan bulan Februari 2024. Impor terbesar berasal dari Amerika Serikat dengan nilai 8.280.337 USD berupa gas butana dan propana, diikuti oleh Vietnam dengan nilai 3.960.000 USD berupa beras.

Dengan nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan impor, neraca perdagangan luar negeri Provinsi Aceh bulan Maret 2024 mengalami surplus sebesar 35.264.565 USD. BPS Provinsi Aceh berkomitmen untuk terus menyediakan data statistik yang berkualitas dan tepat waktu, guna memberikan wawasan bagi pemerintah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan di Aceh.

Turut juga hadir dalam kegiatan itu Pj. Sekretaris Daerah Aceh, Azwardi Didampingi oleh Kepala Biro Ekonomi Aceh, Bapak Zaini, dan anggota dari Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) selaku stakeholder terkait.

Hadir juga Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Aceh, Izharul Haq dan Kepala Sekretariat BPK Aceh, Suhardi. Bersama beberapa peserta perwakilan dari instansi vertikal lainnya,”(**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait