JAKARTA, beritalima.com | Seluruh masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia tahu dan menyadari bahwa wabah virus Corona sedang menyelimuti seluruh permukaan bumi. Hampir tidak ada lagi negara yang bebas wabah Corona, tinggal masalah manajemen informasi saja. Ada negara yang mengambil kebijakan informasi tertutup, dan ada juga yang terbuka. Dalam situasi seperti ini, di beberapa wilayah tampaknya ada peningkatan jumlah tindak kejahatan.
Menyikapi hal tersebut, media berbincang-bincang dengan Komisioner Kompolnas RI Dede Farhan Aulawi di Jakarta melalui sambungan telepon, Senin (20/4). Menurut Dede dengan merujuk teori kejahatan, kejahatan bisa terjadi karena faktor “niat” dan “kesempatan”. Para penjahat saat ini nampaknya merasa memiliki “kesempatan” karena Polri dinilai sedang sibuk mengurusi soal pencegahan penyebaran virus Corona. Karena merasa memiliki “kesempatan” inilah akhirnya banyak aksi kejahatan yang terjadi. Baik kejahatan konvensional seperti pencurian, penjambretan, begal, penyelundupan narkoba dan lain-lain. Juga kejahatan modern berbasis IT tidak ketinggalan.
Untung saja Polri tidak lengah, makanya berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba di Depok, Lampung Selatan, dan beberapa daerah lainnya. Termasuk berhasil menindak tegas kejahatan jalanan. Ini dedikasi dan prestasi yang patut dihargai karena mampu bertindak profesional dalam berbagai tindak kejahatan yang terjadi di tengah masyarakat. Apalagi dalam situasi ekonomi yang kurang mendukung, kesempatan kerja berkurang, PHK banyak terjadi, napi banyak yang dikeluarkan, tentu akan berimplikasi pada kerja ekstra seluruh jajaran kepolisian.
Paralel dengan penindakan hukum, Polri juga sedang gencar menjalankan berbagai program Pemerintah di bidang pencegahan penyebaran virus Corona. Mulai dari berbagai aksi simpatik seperti pemberian berbagai bantuan, sosialisasi, sampai pembubaran kerumunan orang.
Yang tidak mengerti mungkin akan mempergunjingkan, tapi yang mengerti pasti akan berterima kasih. Saat orang lain harus “stay at home”, sementara polisi harus keluar melakukan patroli untuk kepentingan keselamatan masyarat itu sendiri. Anggota Polri sebagai manusia biasa yang punya keluarga, sebenarnya ingin beristirahat juga. Namun mengingat panggilan tugas untuk kemanusiaan dan keamanan, akhirnya selalu sigap jalankan kewajiban untuk pastikan masyarakat bisa aman dan tenteram. Oleh karenanya, mari bantu seluruh pejuang kemanusiaan yang sedang bertempur melawan Corona, dengan cara yang sangat sederhana “stay at home”, pungkas Dede mengakhiri perbincangan.