beritalima.com | Terbuat dari apa hatimu? Mengapa kamu begitu baik? Mengapa kamu begitu setia? Mengapa kamu begitu percaya?
Kamu selalu mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak didikmu. Tak peduli sebesar apa biaya yang harus kamu keluarkan. Bagimu, anak didikmu lebih penting dari dirimu sendiri. Entah sudah berapa banyak uang yang kamu keluarkan untuk keperluan anak didikmu. Entah apakah uangmu itu sudah terganti atau belum. Tak hanya itu, kesehatanmu pun kamu kesampingkan demi kelancaran urusan anak didikmu.
Seudah bertahun-tahun kamu mengabdi, menghabiskan waktu, uang, dan tenaga dan pikiran untuk anak didikmu. Begitu setia dirimu pada pengabdian diri sebagai tenaga pendidik di negeri ini. Bagaimana bisa kamu bertahan jika kamu terus mengorbankan banyak hal demi anak didikmu? Entahlah tapi dirimu selalu mau untuk mengurus ini-itu, sekali pun itu sudah bukan tanggung jawabmu lagi.
Kepercayaanmu begitu tinggi kepada anak didikmu, sehingga kamu mau mengorbankan banyak hal. Tak peduli jika apa yang kamu korbankan tak kembali, yang terpenting keberhasilan anak didikmu. Padahal belum tentu anak didikmu itu meraih prestasi seperti yang kamu harapkan, bahkan tak jarang menimbulkan kecewa.
Dedikasi teramat tinggi selayaknya mendapatkan penghargaan tertinggi. Semoga Allah selalu permudah urusanmu dalam melakukan setiap langkah kebaikan demi pendidikan yang lebih baik. Terimakasih guru atas segala pengorbananmu. Kamu benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa.
(Nur Ma’rufah Saniati)