Deflasi pada Harga Bahan Pokok Jadi Indikasi Kokohnya Keamanan Jatim

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Tragedi bom yang mengguncang Surabaya pada 13-14 Mei lalu sempat dikhawatirkan akan membuat harga bahan-bahan kebutuhan pokok mengalami kenaikan di Jawa Timur. Namun yang terjadi justru sebaliknya, harga-harga malah mengalami penurunan atau deflasi. Kondisi ini menjadi salah satu indikasi kokohnya keamanan Jatim.

Hal tsb disampaikan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo saat Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Kejaksaan Tinggi Jatim dengan Forkopipmda dan Perkenalan Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim Dr. Sunarta di Aula Gedung Kejaksaan Tinggi Jatim, Selasa (5/6) sore.

Menurut Pakde Karwo-sapaan Gubernur Jatim ini, kekokohan keamanan di Jatim terwujud a.l. karena pengawalan kepolisian dan TNI. Disamping itu, komitmen kuat pemerintah dan pengusaha untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok di Jatim, khususnya pada bulan Ramadhan dan saat Hari Raya Idul Fitri.

“Memang saat Hari-H tragedi itu terjadi, situasi pasar sepi sekali. Tapi 3-4 hari setelahnya sudah kembali ramai. Bahan pokok yang mengalami kenaikan hanya dua, daging ayam broiler, dan telur ayam” ujarnya.

Meskipun secara umum harga bahan pokok turun, diingatkan Pakde Karwo, seluruh pihak harus terus berhati-hati.”Dan hati-hati yang paling baik adalah silaturahmi seperti ini. Acara bukber dengan Forkopimda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat ini sangat tepat untuk memperkuat pertahanan, keamanan, dan kebersamaan di Jatim” lanjutnya.

*Sambut Baik Kajati Baru*

Dalam kesempatan ini, Pakde Karwo juga menyambut baik Kajati Jatim yang baru, Dr. Sunarta. Kajati Sunarta dinilainya akan mampu memimpin Kajati Jatim dengan baik karena sudah berpengalaman bertugas di Jatim, yakni pernah menjadi Kajari Banyuwangi beberapa tahun yang lalu.

“Selamat datang Pak Sunarta, kami bersama seluruh anggota Forkopimda dan masyarakat Jatim sangat senang dan bahagia bapak bisa kembali ke Jatim setelah pernah bertugas di Banyuwangi” katanya.

Ditambahkan, masyarakat Jatim sangat ekspresif. Saat senang, akan bertepuk tangan, namun saat marah, akan berteriak sedikit. “Ibaratnya, masyarakat Jatim itu seperti janggut, sedikit kasar tapi ngangeni” tambahnya.

*Kajati Sunarta Siap Berkolaborasi*

Sebelumnya, mengawali sambutan, Kajati Jatim, Dr. Sunarta mengatakan, dirinya siap berkolaborasi dengan Forkopimda Jatim untuk membangun provinsi ini. Untuk itu, ia berkomitmen segera beradaptasi dengan suasana di Jatim, yang terdukung pengalamannya sebagai Kajari Banyuwangi.

“Prinsip saya, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Jadi saya akan mengikuti kearifan dan kebijakan lokal di Jatim sebagai kekuatan dalam membangun daerah,” ujarnya sambil mengatakan hal tsb akan menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dalam melaksanakan tugas sehari-hari
Sebagai langkah awal untuk beradaptasi, Kajati Sunarta akan memulainya dengan sesering mungkin mengkonsumsi kuliner khas Jatim, seperti nasi rawon, rujak cingur, dan lainnya. “Saya harus terbiasa dengan makanan dan adat di Jatim, supaya makin cepat beradaptasi dan jatuh cinta dengan Jawa Timur” ujarnya yang memiliki kesan tersendiri saat menjadi Kajari di Banyuwangi.

“Bersama Pakde Karwo dan Fokopimda, kami berharap bisa memimpin Kajati Jatim dengan baik. Lewat kebersamaan ini, kita kawal dan bersama-sama membangun Jawa Timur” katanya. Sebelum sebagai Kajatim Jatim, Dr. Sunarta menjabat Kajati Provinsi Nusa Tenggara Timu. Sebelumnya, sebagai Wakajati Sulawesi Selatan, dan pada 2006-2008 menjabat sebagai Kajari Banyuwangi.

Hadir dalam kesempatan ini antara lain Wakapolda Jatim, pimpinan OPD di Jajaran Pemprov. Jatim, perwakilan AAL, Armatim, AU, dan Kodam V/Brawijaya. (rr)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *