SURABAYA, Beritalima.com-
Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Purnawan Basundoro SS MHum meraih penghargaan sebagai Tenaga Ahli dalam penyusunan Naskah Memori Kolektif Bangsa melalui Arsip Pembangunan Tugu Pahlawan.
Penghargaan ini Prof Purnawan dari Walikota Surabaya dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 baru-baru ini. Menurut penuturannya, penghargaan ini merupakan raihan ketiganya yang berasal dari Walikota Surabaya.
“Dulu mendapat penghargaan sebagai pelestari cagar budaya kemudian kedua sebagai penyusun ensiklopedi sejarah dan budaya surabaya terus terakhir ini. Tentu saja saya senang, karena ini adalah pengakuan bagi keilmuan dan profesi saya sebagai seorang dosen. Penghargaan terakhir ini untuk penyusunan naskah memori kolektif bangsa terkait dengan pengajuan Arsip Pembangunan Tugu Pahlawan,” tuturnya.
Kontribusi Dosen FIB
Prof Pur sapaan akrabnya, tidak sendirian dalam melakukan penyusunan naskah ini. Ia bersama dua dosen FIB lain, yaitu Kukuh Yudha Karnanta SS MA dan Sarkawi B Husain SS MHum.
“Alhamdulillah, pengajuan itu kemudian disahkan oleh pemerintah Indonesia. Arsip Tugu Pahlawan disahkan sebagai memori kolektif bangsa,” ungkapnya.
Prof Pur juga mengatakan bahwa penyusunan naskah ini merupakan bentuk kontribusi dosen FIB kepada Kota Surabaya dan Bangsa Indonesia.
“Ini bagian dari kontribusi para ahli di Fakultas Ilmu Budaya kepada Pemerintah Kota Surabaya pada khususnya dan kepada Bangsa Indonesia pada umumnya,” ujarnya.
Bukan Tumpukan Kertas
Prof Pur menegaskan bahwa penyusunan dan pengajuan naskah memori kolektif bangsa semacam ini bertujuan untuk memberikan nilai guna terhadap arsip dari lembaga manapun.
“Arsip itu jangan sampai hanya sebagai tumpukan kertas. Oleh karena itu, kita ingin menunjukkan kalau arsip itu sesuatu yang penting baik untuk penelitian atau kepentingan sosial yang lain” jelasnya.
Pada akhir, Prof Pur mengungkapkan harapannya agar keilmuan serta keahliannya dalam bidang sejarah dapat bermanfaat dan membantu banyak orang.
“Yang paling penting adalah bahwa tenaga dan pikiran saya itu bisa dimanfaatkan oleh siapapun yang membutuhkan. Jadi saya punya keahlian dalam bidang sejarah maka siapapun yang membutuhkan keahlian saya silakan dimanfaatkan,” pungkasnya.(Yul)