Kepala Dishub Jatim, Wahid Wahyudi, mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun dari lapangan setiap hari di Jawa Timur terjadi sebanyak 57 kecelakaan. Dan, kecelakaan tersebut didominasi oleh usia produktif, yakni pemuda dan pelajar.
“Sebanyak 81 persen dari 57 kecelakaan lalu lintas perhari itu pemuda dan pelajar. Yang mengagetkan tercatat 15 korban tewas, sehingga setahun bisa mencapai 5.475 korban tewas di jalanan,” kata Wahid seusai acara.
Disebutkan pula, penyebab kecelakaan didominasi faktor manusia. Bahkan angkanya mencapai 96 persen. Penyebab kecelakaan tersebut kebanyakan pelanggaran kecepatan, rambu lalu lintas, dan sebab lain.
“Karena itu, melalui deklarasi ini kita harapkan IPNU Jatim dapat menjadi mitra untuk mengkampanyekan tertib lalu lintas. Artinya muncul kesadaran dari dalam diri agar berkendara dengan baik,” terangnya.
Menurutnya, peran pendidikan memiliki posisi strategis dalam mencetak generasi cerdas dan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkarakter.
Dia optimis bila para pemuda dan pelajar dapat menyalurkan potensi dengan baik, bukan sesuatu yang sulit mewujudkan Jawa Timur yang sejahtera dan makmur.
Ketua PW IPNU Jatim, Haikal Atiq Zamzami, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan konsep sosialisasi dan gerakan bersama untuk mengampanyekan tertib lalu lintas.
Dalam waktu dekat, lanjutnyaI, PNU Jatim akan masuk ke sekolah-sekolah untuk memberi pemahaman bahwa berkendara di jalan raya tidak hanya persoalan keselamatan pribadi namun juga orang lain.
“Memang sepertinya sepele, tapi faktanya angka kecelakaan itu membuat kita prihatin. IPNU Jatim memiliki inisiatif melakukan kerjasama pelajar pelopor tertib lalu lintas sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kepedulian,” tandas Haikal.
Selain dialog publik, acara lain yang turut meramaikan yakni photography contest dan video selfie pendidikan. Hadir Pula dalam kesempatan ini Rektor UIN Sunan Ampel, Prof Abd A’la, Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof Murtadlo.
Mantan anggota DPR RI dan Guru Besar UIN Sunan Ampel, Prof Ali Maschan Moesa, Pakar Pendidikan, Prof Zainuddin Maliki dan sebagai moderator, Dosen Ilmu Komunikasi Unair, Suko Widodo. (Ganefo)