Demi Bisa Berkuliah

  • Whatsapp

beritalima.com | Pendidikan adalah salah satu hal yang penting bagi kehidupan. Mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi merupakan cita-cita setiap orang. Sayangnya, tidak semua orang bisa mendapatkannya dengan mudah.

Tentu diperlukan usaha untuk menggapai sesuatu. Banyak masalah yang harus dilewatinya, namun hal itu tidak menghambat untuk meraih kesuksesan.
Hal ini dirasakan oleh Ribka. Perempuan asal Tangerang ini harus bekerja demi bisa berkuliah. Ia melakukannya karena keterbatasan ekonomi.
Ribka berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya hanyalah seorang sopir, sedangkan ibunya adalah pramuwisma.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya untuk membiayai kuliahnya. Ia paham pendapatan orang tuanya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Setelah lulus SMA, Ribka membayangkan dirinya akan menjadi seorang mahasiswa. Ia sangat ingin berkuliah. “Saya ingin mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Walaupun saya miskin, namun itu tidak menjadi penghalang untuk berkuliah,” ujarnya

Saat Ribka mengutarakan keinginan untuk berkuliah, orang tuanya malah menyuruh ia untuk mengubur dalam-dalam mimpinya. Mereka menyarankannya untuk bekerja saja. Hal ini dikarenakan kesulitan ekonomi yang dihadapinya.

Ribka mengaku, ia menjadi ragu dan hampir putus asa untuk dapat berkuliah. Keinginannya untuk melanjutkan studi hingga ke perguruan tinggi terancam pupus karena keterbatasan biaya.
Di tengah kekalutan, beberapa temannya menyarankan untuk mendaftar seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). “Teman-teman saya berkata bahwa biaya kuliah di PTN murah, maka dari itu saya mencoba untuk ikut tesnya,” tuturnya.

Ribka mengikuti seleksi masuk PTN dengan jalur tes tertulis. Awalnya ia kaget karena biaya untuk mendaftar tes tersebut tidaklah sedikit. Ia bingung harus mendapatkan uang sebanyak itu dari mana. Beruntungnya, seorang tetangga menawarkannya sebuah pekerjaan menjadi penjaga warung. Ia pun dapat membayar tes tersebut dari upahnya selama bekerja.

Perempuan kelahiran Jakarta ini bertekad akan lulus masuk PTN sehingga ia dapat berkuliah. Setiap hari ia belajar, mulai dari memperdalam materi hingga mengisi soal-soal. Ia bahkan sampai meminta buku bekas yang berisi soal-soal tes seleksi masuk PTN dari guru hingga temannya.

Setelah mengikuti tes seleksi masuk PTN, ia menjadi tidak sabar untuk segera melihat pengumuman. Hingga hari pengumuman tiba, ia malah tidak berani melihat hasilnya. Ia mendengar bahwa beberapa temannya lulus seleksi tersebut dan masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan, ada juga yang tidak lulus. Akhirnya ia pun memberanikan diri melihat hasil pengumuman. Ia menjadi sedih. Ia teramat kecewa karena dinyatakan tidak lulus masuk PTN.

Dengan berat hati, ia memutuskan untuk bekerja. Ia melamar pekerjaan di berbagai tempat dan diterima menjadi pegawai di suatu minimarket. Walaupun begitu, ia tetap bertekad agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas.
Ia bekerja agar dapat membantu orang tuanya. Selain itu, ia menyisihkan gajinya untuk menabung biaya berkuliah nanti.

Dua tahun kemudian, ia memutuskan untuk berkuliah di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dekat rumahnya. Ia senang karena dirinya dapat mewujudkan salah satu cita-citanya, yaitu menuntut ilmu hingga perguruan tinggi. Walaupun sempat tidak disetujui orang tuanya, akhirnya mereka mengizinkan Ribka untuk berkuliah karena melihat kegigihannya untuk meraih cita-citanya.
Saat ini, Ribka menjadi mahasiswa yang aktif berorganisasi. Ia juga mendapatkan beasiswa dari tempat ia berkuliah. Walaupu begitu, ia juga bekerja paruh waktu untuk membantu perekonomian keluarga.

“Keterbatasan ekonomi bukan alasan untuk menyerah pada keadaan. Berusahalah agar kita dapat mewujudkan cita-cita yang kita inginkan, seperti cita-cita saya untuk dapat berkuliah. Tidak ada yang mustahil bila kita berusaha.” tutupnya.

Maylisda Frisca Elenor Solagracia
Pekerjaan: Mahasiswa
Jurusan: D3 Penerbitan (Jurnalistik)
Instansi: Politeknik Negeri Jakarta

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *